BERDIRI DI ATAS KASIH KARUNIA DAN BERMEGAH MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN YESUS

Kita percaya Injil adalah kabar baik yang dibutuhkan oleh dunia ini di akhir zaman. Injil yang dimaksud adalah kabar baik tentang apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan buat kita. Kabar baiknya adalah karena apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan, Allah tidak murka lagi kepada kita, tidak lagi ada penghukuman buat kita, sebaliknya Allah mau menyelamatkan kita dari hukuman yang kekal, Allah mau menyembuhkan kita, Allah mau memproteksi kita, Allah mau memberkati kita berlimpah-limpah.

Allah memberikan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, selagi kita masih berdosa, selagi kita masih menentang Allah, selagi kita tidak peduli dengan Allah, Allah sudah memberikan Anak-Nya, datang ke dalam dunia ini, Anak-Nya mati di atas kayu salib menggantikan posisi kita.

Anak-Nya diserahkan karena pelanggaran kita, Allah menghukum semua dosa kita di tubuh Anak-Nya sampai Anak-Nya mati. Kematian Anak-Nya adalah kematian kita, pada hari yang ketiga Anak-Nya bangkit dari kematian. Tubuh yang sama yang mati karena dosa kita, dibangkitkan kembali tetapi tanpa dosa kita, dan inilah kabar baiknya Anak-Nya dibangkitkan sebagai pembenaran kita, kita bukan lagi orang berdosa tetapi orang yang dibenarkan karena iman dalam Yesus Kristus.

Roma 5:1: 1Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Kita yang percaya kepada Yesus, kita adalah orang yang dibenarkan karena iman, apa yang terjadi dengan kita selanjutnya. Di sini dikatakan, “Sebab itu kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus!”

Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, Allah Pencipta langit dan bumi, Allah yang memberi makan burung-burung, Allah yang membuat tumbuh-tumbuhan menghasilkan buah. Tidak ada lagi kebencian, tidak ada lagi permusuhan, tidak ada lagi pertentangan antara kita dengan Allah, bagaimana caranya? Oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus.

Tidak peduli seberapa banyak dosa yang kita buat di masa lalu, tidak peduli seberapa banyak kejahatan yang kita lakukan di masa lalu, tidak peduli seberapa durhakanya kita terhadap Allah, waktu kita percaya kepada Yesus, kita dibenarkan karena iman dan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Ini mengenai masa lalu kita.

Bagaimana dengan keadaan kita yang sekarang? Ayat 2: 2Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Waktu kita percaya kepada Yesus, masa lalu kita sudah selesai, semua dosa kita sudah dihapus, semua dosa kita sudah diampuni, kita sudah dibenarkan karena iman. Selanjutnya dikatakan, “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri.” Kita berdiri di atas dasar kasih karunia.

Inilah posisi kita selama-lamanya di dalam Yesus Kristus, bukan kita yang menempatkan diri kita sendiri di atas dasar kasih karunia, tetapi Allah yang menempatkan kita di posisi tersebut oleh karena apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan. Oleh Dia, bukan oleh kita. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.

Kita tahu apa yang terjadi terhadap kita ketika kita berdiri di atas dasar kasih karunia? Masih ingat cerita tentang Yusuf, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada saudagar dari Midian dan dibawa ke Mesir. Di Mesir, Yusuf dijual sebagai budak, seorang Mesir yang bernama Potifar membeli Yusuf dan membawa Yusuf ke rumahnya.

Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Setelah tuannya melihat Yusuf disertai Tuhannya dan Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf diberi kuasa atas seluruh isi rumahnya. Yusuf mendapat kasih karunia dari Tuhan melalui tuannya.

Kita juga mendapat kasih karunia dari Tuhan secara permanen. Pada akhirnya oleh karena kasih karunia Tuhan, Yusuf menjadi orang penting, orang nomor dua di Mesir setelah Firaun. Bukan karena pendidikan yang tinggi, bukan karena koneksi yang luas, tetapi semuanya datang kepada Yusuf karena kasih karunia Tuhan.

Waktu kasih karunia Tuhan ada di dalam hidup kita, tidak peduli siapa yang ada di sekitar kita, tidak peduli siapa yang menjadi saingan kita, tidak peduli siapa yang merancangkan kejahatan kepada kita, waktu kasih karunia Tuhan ada di dalam kita, semua yang bangkit melawan kita akan diruntuhkan.

Satu contoh lagi Esther, masih ingat Esther? Esther adalah seorang gadis yang sederhana, berasal dari keluarga yang miskin, orang tuanya sudah mati, Esther tinggal bersama sepupunya yang bernama Mordekai. Pada zaman Esther, diadakan kontes kecantikan, pemenangnya akan menjadi ratu bagi raja Persia. Karena ratu yang sebelumnya, ratu Wasti, dibuang.

Alkitab mengatakan; pada waktu Esther muncul di hadapan raja - Esther bukan orang Persia, Esther adalah orang Yahudi - Esther mendapat kasih dan sayang dari raja lebih dari perempuan yang lainnya. Dengan kata lain, Esther mendapat kasih karunia Tuhan di hadapan raja, sehingga pada akhirnya Esther yang dipilih menjadi ratu.

Waktu kasih karunia Tuhan ada di dalam hidup kita, ketika kita melamar pekerjaan, datang untuk interview, waktu kita menunggu di ruang interview, kita ngobrol-ngobrol dengan yang lainnya, lulusan mana? S2 UI, S3 Unpad, S2 Boston, dalam hati kita, “Sepertinya kualifikasi mereka jauh di atas kita.” Tidak! Kalau kasih karunia Tuhan ada dalam hidup kita, siapa pun mereka, maka kita yang akan diterima.

Kembali ke Roma 5:2: 2Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Kita perhatikan baik-baik, waktu kita percaya kepada Yesus, masa lalu kita selesai, kita dibenarkan karena iman, bukan karena kita tetapi karena Dia. Oleh iman kita beroleh jalan masuk kepada kasih karunia, dan sekarang kita berdiri di atas dasar kasih karunia, bukan karena kita tetapi karena Dia.

Bagaimana masa depan kita? Selanjutnya dikatakan, “Oleh Dia kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah”, ini masa depan kita, bukan oleh karena kita tetapi oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh dia kita punya akses oleh iman kepada kasih karunia, di dalam kasih karunia kita berdiri dan di dalam kasih karunia kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Apa itu? Pengangkatan orang percaya pada waktu Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya di awan-awan. Amin!

Roma 5:3-4: 3Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 4dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Kita harus mengerti, dalam hidup kita pasti ada masalah, ada problem, ada tantangan, ada pencobaan, setiap hari. Tetapi apa yang terjadi kalau kita berdiri di atas dasar kasih karunia? Ini yang membedakan kita dengan orang dunia, kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita.

Kenapa? Karena waktu kita berdiri di atas dasar kasih karunia, waktu kita hidup di bawah kasih karunia, apapun masalah, problem, tantangan, pencobaan yang kita hadapi, di situ selalu ada kasih karunia Tuhan. Selalu ada kasih karunia Tuhan dalam setiap masalah, problem, tantangan, pencobaan yang kita hadapi.

Dengan kata lain, Allah turut bekerja dalam setiap masalah, tantangan, pencobaan, yang kita hadapi untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Ini yang membedakan kita dengan orang-orang dunia. Sehingga setiap masalah, problem, tantangan, pencobaan yang kita hadapi akan menimbulkan ketekunan buat kita. Ketekunan menimbulkan tahan uji. Tahan uji adalah sebuah karakter, tetapi semuanya dimulai dari iman. Injil, kabar baik akan menghasilkan buah, buahnya yaitu karakter.

Tahu apa itu karakter? Karakter sama sekali tidak ada hubungannya dengan penampilan secara fisik. Ketika seorang yang memiliki karakter masuk ke dalam ruangan, maka semua orang akan melihat dengan kekaguman. Ketika seorang yang memiliki karakter berbicara, maka perkataannya memiliki makna, berkualitas. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan penampilan secara fisik.

Kalau kita memiliki karakter orang akan senang berada di sekitar kita. Orang senang mendengarkan perkataan kita, orang senang melihat apa yang kita lakukan. Keberadaan kita bisa mengubahkan suasananya. Keberadaan kita bisa mengubahkan atmosfirnya.

Jadi apapun masalah, problem, tantangan, pencobaan yang kita hadapi, karena kita dibenarkan karena iman, karena kita berdiri di atas dasar kasih karunia, maka selalu ada kasih karunia Tuhan dalam setiap masalah, tantangan, pencobaan yang kita hadapi. Dengan kata lain, Allah akan turut bekerja dalam setiap masalah, tantangan, pencobaan yang kita hadapi untuk mendatangkan kebaikan buat kita, membuat kita menjadi orang yang tekun dan menjadi orang yang tahan uji, kita akan menjadi orang yang berkarakter. Kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan.

Roma 5:5: 5Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus, dengan kata lain pengharapan kita tidak akan mengecewakan ketika kita tahu bahwa Allah mengasihi kita. Selalu memiliki kesadaran betapa Tuhan mengasihi kita, maka pengharapan kita tidak akan mengecewakan.

Hal yang paling sederhana yang sering dialami, waktu masuk parkiran mall, biasanya ada informasi berapa parkir yang tersedia dan di lantai berapa, apa yang kita harapkan? Tentunya berharap dapat parkir dengan mudah. Apa yang kita lakukan? Katakan, “Tuhan sayang saya.”

Kita hanya menyadari, “Betapa Tuhan mengasihi saya”, katakan, “Tuhan saya bersyukur Engkau begitu mengasihi saya, Tuhan saya butuh parkir, saya orang yang paling disayang sama Tuhan”, sekali muter ada mobil keluar. Pengharapan kita tidak mengecewakan kalau kita percaya bahwa kita adalah orang yang paling disayang Tuhan.

Dari mana kita tahu bahwa Allah mengasihi kita? Roma 5:6-8: 6Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7Sebab tidak mudah seseorang mau mati untuk orang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati –. 8Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Di sini dikatakan Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, karena Kristus telah mati untuk kita, waktu kita masih berdosa. Jadi setiap kali kita bertanya, “Apakah Allah mengasihi saya, karena saya begini begitu”, setiap kali timbul keraguan, apakah Allah mengasihi saya, karena saya begini begitu, maka Roh Kudus akan berkata, “OK, cukup! Jangan lihat dirimu sendiri, sekarang lihat kepada salib Kristus.” Yesus sudah mati buat kita, waktu kita masih berdosa, inilah kasih Allah buat kita.

“Pengharapan tidak mengecewakan”, dengan kata lain, “Jangan pernah berhenti berharap, jangan pernah berhenti berdoa, jangan pernah berhenti minta kepada Tuhan, jangan pernah berhenti mengusir penyakit kita, kanker tumor hancur dalam nama Tuhan Yesus, jantung sembuh dalam nama Tuhan Yesus. Mungkin kita berkata, “Kebutuhan saya banyak, pengharapan saya banyak”, Yesus sanggup memenuhi semua kebutuhan kita, Yesus sanggup menjawab semua doa-doa kita lebih dari apa yang kita minta dan doakan.

Kalau kita memiliki pewahyuan tentang kasih Allah melalui apa yang Yesus lakukan di atas kayu salib, kalau kita mempraktekkan kasih Allah dalam hidup kita, kalau kita menyadari bahwa kita adalah orang yang disayang Tuhan, berhati-hati dengan apa yang kita harapkan, karena pengharapan kita tidak akan mengecewakan.

Roma 5:10: 10Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya. Kalau dulu kita statusnya masih seteru, musuh-Nya Allah, dan kita diperdamaikan oleh kematian Anak-Nya, terlebih lagi sekarang, status kita sekarang bukan musuh, status kita sekarang bukan seteru, status kita sekarang adalah orang yang dibenarkan karena iman, sekarang kita berdiri di atas kasih karunia Tuhan, kalimat yang terakhir mengatakan, “Kita pasti, pasti, kita pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya.”

Kembali ke Roma 5:2: 2Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Apa pengharapan kita yang utama sebagai orang percaya? Menerima kemuliaan Allah, tubuh kita yang hina akan diubahkan serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, tubuh yang binasa mengenakan tubuh yang tidak dapat binasa. Kapan? Waktu Tuhan Yesus datang menyatakan diri-Nya di awan-awan.

Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Kalau kita berdiri di atas dasar kasih karunia, hidup di bawah kasih karunia, kita bisa bermegah, kata ‘bermegah’ di sini terjemahannya adalah kauchaomai, yang artinya to boast, memegahkan diri, menyombongkan diri.

Dengan kata lain, waktu kita berdiri di atas kasih karunia Tuhan, kita memiliki rasa percaya diri, kita bisa memegahkan diri, kita bisa menyombongkan diri kita, bukan karena apa yang kita lakukan tetapi karena apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan, kita sudah dibenarkan, Tuhan sayang kita, percaya waktu Tuhan Yesus datang menyatakan diri-Nya di awan-awan, kita semuanya akan diubahkan dan diangkat menyongsong Tuhan Yesus di awan-awan, diam di dalam rumah Tuhan selama-lamanya.