KASIH KARUNIA UNTUK SETIAP PENCOBAAN

KSW_1158.JPG

Hari ini kita akan bersama-sama belajar tentang apa yang harus kita lakukan setiap kali kita menghadapi masalah atau tantangan terutama dalam situasi yang sulit seperti sekarang ini, apakah itu masalah kesehatan, keuangan, bisnis, pekerjaan, atau masalah apapun yang kita hadapi.

Hal yang pertama yang harus kita sadari sebagai orang percaya adalah masalah yang kita hadapi sesungguhnya tidak sama dengan masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang bukan orang percaya. Orang-orang yang bukan orang percaya, ketika mereka menghadapi masalah, masalah yang mereka hadapi adalah benar-benar masalah.

Tetapi untuk orang-orang percaya, masalah memang ada, tetapi ada sesuatu hal yang harus kita ketahui ketika kita sedang menghadapi masalah, sesungguhnya masalah yang kita hadapi berguna untuk kebaikan kita. Bukan berarti masalah yang kita hadapi itu berasal dari Allah.

Tetapi apapun yang kita hadapi, apakah itu karena kesalahan kita sendiri, apakah itu serangan dari si jahat, apakah itu perbuatan orang-orang yang jahat terhadap kita, apa pun, kabar baiknya, Allah kita turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan di dalam hidup kita.

Jadi setiap kali kita menghadapi masalah, kita harus percaya bahwa masalah yang kita hadapi, mungkin kelihatannya masalahnya berat, kelihatannya masalahnya banyak menguras tenaga, pikiran, dan lain sebagainya, kita harus percaya endingnya akan mendatangkan kebaikan buat kita.

Banyak orang yang putus cinta, ketika putus cinta rasanya seperti tidak mau hidup, hidup tidak ada artinya lagi. Mereka marah kepada Tuhan, “Tuhan saya mau menikah sama dia, sekarang dia menikah sama orang lain.” Tetapi setelah bertahun-tahun lewat, waktu mereka melihat ke belakang, mereka berkata, “Puji Tuhan saya tidak menikahI dia! Puji Tuhan saya tidak jadi dengan dia.

Kalau kita membaca kembali cerita tentang Yusuf, waktu Yusuf dimasukkan ke dalam sumur, waktu Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, mungkin kita berkata, “Kasihan sekali nasib Yusuf, masalah demi masalah Yusuf hadapi.” Tetapi kalau kita melihat beberapa tahun mendatang, kalau kita melihat keseluruhan ceritanya ternyata akhirnya untuk kebaikan. Kejahatan demi kejahatan terjadi pada Yusuf, tetapi Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan demi kebaikan untuk Yusuf.


Kita lihat firman Tuhan dari Yohanes 1:15-17: 15Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Di sini Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus kemudian Yohanes berkata, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.”

Tahukah apa artinya kasih karunia demi kasih karunia? Ketika kita mulai menerima kasih karunia, maka ada begitu banyak kasih karunia yang lain yang akan segera datang di dalam hidup kita. Itu sebabnya kabar baik, setiap kali kita menghadapi masalah yang baru, setiap kalau kita menghadapi tantangan yang baru, selalu ada kasih karunia yang baru dari Tuhan untuk kita.

Selanjutnya dikatakan ayat 17: 17sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Kalau kita perhatikan baik-baik, di sini dikatakan kasih karunia dan kebenaran, bukan hukum Taurat dan kebenaran, jadi kebenaran ada di pihak kasih karunia, kasih karunia dan kebenaran.

Ketika Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Kamu harus tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”, kebanyakan orang berpikir yang dimaksud dengan kebenaran di sini adalah hukum Taurat. Tidak. Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Yahudi, mereka semua sudah tahu hukum Taurat. Tetapi yang dimaksud dengan kebenaran di sini adalah kasih karunia.

Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus, kasih karunia dan kebenaran adalah satu kesatuan, dengan kata lain kasih karunia dan kebenaran adalah bentuk tunggal, kasih karunia adalah kebenaran, kebenaran adalah kasih karunia, siapakah kasih karunia dan kebenaran itu? Yesus Kristus.

Kalau kita perhatikan baik-baik, di ayat 16 dikatakan, “Karena kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih demi kasih karunia”, di ayat 17, “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Dengan kata lain, setiap kali kita menghadapi masalah yang baru, setiap kalau kita menghadapi tantangan yang baru, selalu ada kasih karunia yang baru. Siapakah kasih karunia? Yesus Kristus.

Mungkin kita bertanya, “Kalau begitu apa hubungannya dengan masalah yang saya hadapi?” Setiap masalah, tantangan, persoalan yang kita hadapi, sebelumnya kita mengerti semua masalah, tantangan dan persoalan yang kita hadapi itu bukan dari Tuhan, kalau begitu dari mana? Bisa berasal dari kesalahan kita sendiri, berasal dari iblis, berasal dari orang lain yang mengkhianati kita.

Justru di dalam setiap masalah, tantangan dan persoalan yang kita hadapi, selalu ada kasih karunia yang baru buat kita, siapakah kasih karunia? Yesus. Dengan kata lain setiap kali kita menghadapi masalah, tantangan dan persoalan yang baru, kita punya kesempatan untuk melihat Yesus dengan pandangan yang baru. Mungkin kita berkata, “Saya hanya mau melihat jawaban atas masalah saya.”

Banyak orang berpikir ketika mereka menghadapi masalah, misalnya masalah keuangan, mereka maunya mendapat masukan atau nasihat dari seseorang yang ahli dalam hal keuangan. Tetapi yang kita butuhkan lebih daripada itu, kita membutuh pewahyuan tentang Yesus.

Setiap kali kita menghadapi masalah, tantangan dan persoalan yang baru, semuanya ini akan memberi kita pandangan yang baru tentang Yesus. Dan yang harus kita lakukan ketika menghadapai masalah, tantangan dan persoalan, minta pada Tuhan pandangan dan pewahyuan yang baru tentang Yesus.

Misalnya Martha dan Maria. Ketika Lazarus mati, Martha dan Maria datang kepada Yesus. Apa yang mereka katakan kepada Yesus, sebagaimana kita ketahui, mereka sudah mengenal Yesus sebelumnya, Alkitab memang tidak memberitahukan sudah berapa lama mereka mengenal Yesus, tetapi sepertinya mereka sudah lama mengenal Yesus.

Martha kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Dengan kata lain, Martha membawa Yesus ke masa lalu, “Jika Engkau ada di sini kemarin, saudaraku pasti tidak mati.” Memangnya sekarang Yesus tidak bisa berbuat sesuatu? Banyak orang berpikir bahwa Tuhan hanya melakukan mukjizat di masa lampau. Pada zamannya Musa, pada zamannya Daud, pada zamannya Salomo.

Ingat baik-baik, Martha mengenal Yesus sudah lama, mungkin kita telah menjadi orang Kristen sudah lama, bukan berarti kita sudah memiliki pewahyuan tentang Yesus untuk masalah yang kita hadapi sekarang. Kemudian Yesus berkata kepada Martha, “Martha, saudaramu akan bangkit lagi.” Kemudian Martha berkata, “Aku tahu dia akan bangkit lagi pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

Nah sekarang, Martha membawa Yesus ke masa depan, pada waktu Yesus datang yang kedua kalinya, di akhir zaman. Kemudian Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup, I am the Resurection and The Life” - I am, present tense, sekarang. Kita perhatikan baik-baik, yang Martha butuhkan adalah pewahyuan yang baru tentang Yesus. Hei, kita butuh pewahyuan yang baru tentang Yesus setiap hari.

Bukan berarti karena kita pendeta, pengkotbah, penatua, pengerja di gereja kita tidak butuh pewahyuan yang baru, kita butuh pewahyuan yang baru, seperti Martha dan Maria mereka hanya memiliki pewahyuan tentang Yesus di masa lampau dan di masa mendatang, mereka butuh pewahyuan yang baru tentang Yesus setiap hari.

Yesus berkata, “I am”! Ini pewahyuan yang baru tentang Yesus yang belum pernah mereka terima. Kita perhatikan baik-baik, di saat mereka menerima pewahyuan bahwa “I am the Resurrection”, Akulah Kebangkitan, bukan hanya Hidup, tetapi Kebangkitan, saat itu juga, boom, Lazarus bangkit.

Jadi kalau bisnis kita mati, Yesus adalah kebangkitan buat bisnis kita. Kalau keuangan kita mati, Yesus adalah kebangkitan buat keuangan kita. Kalau pernikahan kita mati, Yesus adalah kebangkitan buat pernikahan kita. Hei apapun yang mati di dalam hidup kita, Yesus adalah kebangkitan buat kita.

Ketika Yesus bertemu dengan orang yang buta sejak dari kandungan ibunya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah Terang Dunia”, apa yang terjadi setelah itu, orang itu bisa melihat. Mungkin murid-murid-Nya hanya tahu bahwa Yesus adalah roti hidup, hei Yesus bukan hanya roti hidup, Yesus juga terang dunia, Yesus kebangkitan dan hidup, dan lain sebagainya.

Jadi masalah apapun yang kita hadapi, kita butuh pewahyuan yang baru tentang siapakah Yesus. Alkitab mengatakan inilah cara kita menerima kasih karunia demi kasih karunia, inilah caranya kita menerima kebaikan demi kebaikan Tuhan. Sama seperti Marta, Marta menerima pewahyuan yang baru tentang Yesus, “Akulah kebangkitan”, Lazarus langsung bangkit. Orang buta menerima pewahyuan yang baru tentang Yesus, “Akulah Terang Dunia, orang buta langsung melihat.”

Tahukah bahwa Tuhan bisa menambah-nambahkan kasih karunia dan kebaikan-Nya di dalam hidup kita? Alkitab mengatakan bahwa Yesus penuh kasih karunia, Yesus penuh kebaikan dan kebenaran. Siapa yang mau ditambah-tambahkan kasih karunia Tuhan?

Satu-satunya cara supaya kasih karunia Tuhan ditambah-tambahkan di dalam hidupmu adalah bukan melakukan lebih, karena banyak orang berpikir untuk mendapatkan kasih karunia Tuhan berlebih, kita harus melakukan sesuatu yang lebih. No!

Satu-satunya cara untuk mendapatkan kasih karunia berlebih, adalah dengan kita harus lebih lagi mengenal Yesus! 2 Petrus 1:2: 2Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Di sini dikatakan kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi, artinya datang berlimpah-limpah, siapa yang mau? Kata ‘damai sejahtera’ di sini terjemahan di dalam bahasa Yunaninya adalah Irene, terjemahan di dalam bahasa Ibraninya adalah Shalom.

Irene, Shalom, damai sejahtera bukan hanya damai di pikiran kita, tetapi juga berbicara tentang kesehatan di tubuh kita. Jadi waktu kita berbicara shalom kepada orang lain artinya segala sesuatu tentang kita makmur, utuh, sempurna, ini artinya damai sejahtera, yang sesungguhnya.

Kasih karunia dan damai sejahtera berlimpah di dalam hidup kita oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Itu sebabnya, gereja bukan tempat untuk memperkenalkan politik, gereja bukan tempat untuk memperkenalkan celebrity, tetapi gereja merupakan tempat untuk memperkenalkan Allah dan Yesus, Tuhan kita. Semakin kita melihat dan mengenal Allah dan Yesus, maka semakin banyak kasih karunia dan damai sejahtera Tuhan datang berlimpah-limpah dalam hidup kita.

Selanjutnya ayat 3 dan 4: 3Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 4Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Di ayat 3 dikatakan, “Karena kuasa ilahi-Nya telah, artinya sudah, menganugerahkan kepada kita segala sesuatu, berapa banyak? Segala sesuatu, yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia.

Tuhan sudah memberikan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup, tetapi kebanyakan orang tidak menerima atau melihat, tahu kenapa? Karena semuanya ini diberikan kepada kita hanya oleh pengenalan akan Dia. Dengan kata lain semakin kita mengenal Yesus, mengenal Yesus dengan pandangan yang baru, kita akan menerima segala sesuatu yang sudah diberikan kepada kita.

Jadi apa yang kita pelajari hari ini, kalau kita sedang dalam keadaan krisis, mungkin kita berpikir bahwa kita membutuhkan uang, tetapi sesungguhnya bukan uang yang kita butuhkan, lebih daripada itu kita butuh pengenalan akan Yesus lebih lagi; “Siapakah Yesus buat saya ketika saya ada di dalam situasi krisis.”

Mungkin selama ini kita hanya mengenal bahwa Yesus adalah Tuhan, Yesus adalah Penebus, Yesus adalah Juruselamat. Yesus bukan hanya Tuhan kita, Yesus bukan hanya Penebus kita, Yesus bukan hanya Juruselamat kita, tetapi dalam situasi krisis kita bisa melihat dan mengenal sebagai Yesus sebagai Gembala kita. Apa yang dilakukan Gembala pada domba-domba-Nya?

“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

Jadi di saat kita ada dalam keadaan krisis yang kita butuhkan sesungguhnya bukan uang, tetapi pengenalan tentang Yesus, melihat dan mengenal siapakah Yesus buat kita ketika kita ada dalam keadaan krisis. “Yesus adalah gembalaku yang baik”, apa yang terjadi ketika saudara melihat Yesus sebagai gembala yang baik di masa krisis? Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kita.

Sekalipun kita dalam lembah kekelaman, situasi seperti sekarang ini ada bahaya virus, ada krisis, Tuhan tetap memelihara kita, tetap ada berkat, tetap ada makanan. Kita tetap menjadi kesukaan Tuhan, kita tetap menjadi kesayangan Tuhan. Hanya kebajikan dan kemurahan yang terjadi sepanjang hidup kita.