HATI YESUS – CERITA YUSUF

KSW_1037.JPG

Hari ini kita akan kembali belajar dari cerita tentang Yusuf. Yusuf merupakan gambaran yang sangat jelas sekali tentang Yesus. Yusuf sangat dikasihi oleh bapaknya, Yakub. Bapaknya membuatkan jubah yang indah buat Yusuf. Suatu hari Yusuf dikirim bapaknya untuk menemui saudara-saudaranya. Demikian juga Yesus diutus oleh Bapa-Nya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Apa yang terjadi? Yusuf dimasukkan ke dalam sumur, kemudian dijual kepada seorang Ismael seharga tiga puluh syikal perak, yang membawa Yusuf untuk dijual ke Mesir sebagai budak. Bapaknya, Yakub, mengira Yusuf mati diterkam binatang buas. Bahkan Israel zaman modern sampai sekarang mereka juga berpikir Yesus sudah mati.

Tetapi ketika Yusuf ada di Mesir sejak Yusuf ditolak oleh saudara-saudaranya, ini menggambarkan selama dua ribu tahun setelah Yesus ditolak oleh bangsa Israel, Yesus menjadi roti hidup bagi dunia ini, kita adalah salah satu bagian dari mempelai Kristus.

Apa yang terjadi dengan Yusuf? Yusuf telah menjadi roti hidup bagi bangsa Mesir, Yusuf diberi nama Zafnath-Paaneah, yang artinya juru selamat dunia. Yusuf kawin dengan orang Mesir, punya dua orang anak, Manasye dan Efraim. Yakub ada di Kanaan, Yakub tidak tahu apa yang terjadi dengan Yusuf. Yakub tidak tahu bahwa sekarang Yusuf dimuliakan di Mesir, jadi penguasa Mesir.

Kemudian apa yang terjadi terjadi setelah itu? Terjadi bahaya kelaparan di seluruh dunia. Kita bisa baca di dalam Alkitab bagaimana cara Yusuf membuat bangsa Mesir berkelimpahan ketika terjadi kelaparan di seluruh dunia. Firaun mengatakan kepada bangsa Mesir, “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan diperintahkannya kepadamu.”

Di pesta perkawinan di Kana, Maria berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, perbuatlah itu.” Mukjizat terjadi air diubah menjadi anggur. Artinya kalau Yesus menyuruh kita melakukan sesuatu, lakukan! Kita akan melihat mukjizat dan sesuatu yang baik akan terjadi di dalam hidup kita!

Kita harus mengerti, ketika pertama kali Yusuf melihat saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk membeli bahan makanan, mereka tidak mengenal Yusuf. Alkitab mengatakan bahwa Yusuf berpaling dari saudara-saudaranya dan menangis. Ini menunjukkan Yusuf sangat lembut, Yusuf sangat mengasihi saudara-saudaranya. Tetapi Yusuf belum menyatakan siapa dirinya.

Waktu saudara-saudaranya kembali membawa bahan makanan, tahukah apa yang terjadi? Ketika mereka membongkar bahan makanannya, ternyata mereka menemukan kembali uang mereka. Apa yang mau disampaikan di sini? Artinya kita tidak bisa membeli kebaikan dan berkat Tuhan.

Kita bisa membeli rumah yang milyaran, ada kolam renang, ada home theatre, ada sauna, dan lain sebagainya, tetapi kita tidak bisa membeli ketenangan dan damai sejahtera. Kita bisa membeli tempat tidur yang ratusan juta, tetapi kita tidak bisa membeli tidur yang nyenyak, deep sleep, sampai ngorok.

Jadi jangan pernah berpikir kita bisa membeli kesembuhan, kita bisa membeli keselamatan, kita bisa membeli kebaikan dan kemurahan hati-Nya Tuhan. Tidak, kita tidak bisa. Semuanya itu gratis, gratis bukan berarti murah. Kesembuhan, keselamatan, berkat, semuanya gratis buat kita, karena Yesus sudah membayar lunas buat kita di atas kayu salib.

Jadi mereka membawa uang untuk membeli bahan makanan, mereka kembali dengan membawa makanan dengan uang mereka, uangnya utuh, mereka berkata, “Siapa yang menaruh uang di dalam kantong makanan kami?” Dan inilah teriakan orang-orang Yahudi di zaman modern sekarang ini. Orang-orang Yahudi sekarang berkata, “Kita tidak tahu siapa yang menaruh uang ke dalam kantong kami!”

Sekarang orang terkaya yang termuda adalah orang Yahudi, siapa? Pencipta Facebook, Mark Zuckerberg, dia tidak tahu siapa yang menaruh uang di dalam kantungnya. Ada begitu banyak orang Yahudi di seluruh dunia, suatu ras yang minoritas, tetapi menjadi pemenang hadiah nobel terbanyak dibanding ras-ras lain di dunia ini.

Mereka tidak tahu siapa yang menaruh uang di dalam kantong mereka? Kenapa mereka diberkati? Karena mereka punya perjanjian, perjanjiannya ada di dalam darah mereka, perjanjiannya datang dari garis Abraham, karena Allah membuat perjanjian dengan Abraham, sekalipun mereka tidak percaya kepada Allah. Jadi Allah tetap memberkati mereka bukan berdasarkan kesetiaan mereka, tetapi berdasarkan kesetiaan-Nya Tuhan, itu sebabnya mereka tetap diberkati.

Sejarah membuktikan semuanya ini. Hampir semua industri, teknologi, Dell Computer, Compaq, Intel, Oracle, Facebook, AOL Instant Messenger, semuanya ini adalah berkatnya Abraham, mereka adalah keturunan Abraham dari Ishak. Sekalipun Abraham mengatakan, “Jangan lupakan Ismael”, Allah berkata, “Karena kamu minta, Aku juga akan memberkati Ismael.” Apa yang Ismael miliki sekarang? 2/3 minyak dunia. Tidak buat apa-apa, cuma duduk, minyak keluar, ini semua berkatnya Abraham.

Kita juga keturunannya Abraham, tetapi banyak di antara kita yang tidak percaya, ini masalahnya. Kalau kita tahu celana yang kita sering pakai, Levis Strauss, Donna Karan, dan banyak merek-merek fashion dunia mereka orang-orang Yahudi. Belum lagi dalam bidang kesehatan, vaksin, alat-alat kesehatan, mesin EKG, obat-obatan, produser, bintang film, masih banyak lagi. Ini semua hanya contoh. Apa yang mau disampaikan kepada kita? Mereka tidak tahu dari mana uang mereka datang. Mereka tidak tahu dari mana talenta mereka datang. Mau tahu rahasianya?

Apa yang Yusuf katakan pada mereka Kejadian 43:23: 23Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka. Siapa yang memberi mereka uang? Allah yang menaruh uang di dalam karung mereka, tetapi banyak di antara mereka yang tidak percaya. Namun suatu saat mereka akan tahu siapa yang menaruh uang mereka di sana.

Akhirnya Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak berani mendekat. Tetapi Yusuf berkata, “Marilah dekat-dekat. Akulah Yusuf, saudaramu.” Banyak orang percaya dosanya sudah diampuni, tetapi banyak orang yang tidak percaya bahwa Yesus yang sudah mati buat dosa-dosanya, dan berpikir bahwa Dia mau dekat-dekat kepada kita.

Setiap kali anak kita lewat depan kita, baik yang besar, yang kecil, pasti sering kita panggil mereka, lalu kita peluk. Ini namanya kasih, kita selalu mau dekat-dekat dengan mereka. Kasih bukan hanya dari kejauhan, tetapi yang namanya kasih pasti mau dekat-dekat. Kita sering melupakan kedekatan, keintiman. Dan yang namanya kedekatan atau keintiman di dalam perkawinan bukan hanya berbicara tentang sex. Bagi pasangan suami isteri, betapa pentingnya peluk cium di dalam perkawinan. Peluk cium, that’s it, hanya peluk cium.

Jadi Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, “Marilah dekat-dekat.” Yesus juga sering berkata, “Marilah kepada-Ku.” Masih ingat kisah perempuan yang kawin cerai lima kali dan sekarang dia hidup bersama laki-laki yang bukan suaminya, yang pergi ke sumur jam dua belas siang? Seorang perempuan Samaria, masih ingat ceritanya?

Yesus khusus datang ke Samaria untuk perempuan ini, apa yang Yesus katakan? Kira-kira Yesus berkata seperti ini, “Aku tahu dosamu yang membuat kamu menjadi wanita yang tersingkir. Datanglah kepada-Ku!” Bukan hanya itu, setelah itu perempuan ini menjadi penginjil, dia bilang pada semua orang, “Mari lihat dan temukan Seseorang yang telah mengatakan segala sesuatu kepadaku, bukankah Dia Mesias?”

Kalau kita hidup di bawah hukum Taurat artinya kita hidup berdasarkan kesanggupan, ketaatan kita melakukan hukum Taurat, dan Tuhan akan berkata, “Jangan dekat-dekat, kalau dekat kamu pasti mati, karena tidak ada seorangpun yang sanggup melaksanakan hukum Taurat.”

Tetapi kalau kita hidup di bawah kasih karunia, Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat”, dengan kata lain Yesus mau berkata pada kita, “Kalau kamu ada dosa, kalau kamu ada kekurangan, kalau kamu gagal, kalau kamu sakit, datanglah kepada-Ku”, maka kita akan diberikan kelegaan.

Ayat 5: 5Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Kita perhatikan baik-baik, kita semua yang ada di sini kita punya tantangan tentang masa lalu kita, tentang masa sekarang atau tentang masa depan kita.

Kalau dulu kita pernah berbuat salah di masa lampau yang kemudian apa yang kita perbuat terus menerus menghantui pikiran kita sampai hari ini. Atau kalau sekarang kita punya kekuatiran, ketakutan di dalam hati kita atau di dalam pikiran kita. Atau kalau kita punya kekuatiran akan masa mendatang, jadi beban, “Apa yang akan terjadi dengan saya, apa yang akan terjadi dengan keluarga saya.”

Kita perhatikan baik-baik, bagaimana cara Yusuf bisa menghilangkan kekuatiran mereka satu-persatu. Sekarang pertanyaannya, kenapa orang bisa kuatir? Karena kebanyakan orang hanya fokus pada diri sendiri. Itu sebabnya Yusuf berkata demikian kepada saudara-saudaranya, supaya saudara-saudaranya tidak fokus pada apa yang sudah mereka lakukan.

Tetapi Yusuf membuat saudara-saudara fokus pada apa yang terjadi dengan Yusuf sekarang. “Akulah Yusuf, marilah dekat-dekat, jangan bersusah hati, jangan menyesali diri, sebab untuk memelihara kehidupanlah aku mendahului kamu.” Yusuf membuat mereka hanya fokus pada apa yang terjadi dengan Yusuf. Jadi apa yang Tuhan mau kita lakukan ketika kita berbuat sesuatu yang salah? Tuhan tidak mau kita menyesali diri. Jangan fokus pada apa yang sudah kita lakukan, tetapi fokus pada apa yang sudah Yesus lakukan buat kita.

Ayat 7 dan 8: 7Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. 8Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Yusuf kembali berkata, “Allah yang menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu dan untuk memelihara hidupmu. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah.” Wow! Tetapi Allah!

Perhatikan baik-baik, sekali lagi Yusuf memfokuskan mereka pada apa yang terjadi dengan Yusuf sekarang. “Bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini tetapi Allah.” Apa? Kalau kita membaca ceritanya, justru mereka yang menjual Yusuf, dengan harga duapuluh syikal perak. Yusuf berkata, “Bukan kamu. Tetapi Allah!”

Dengan kata lain apa pun yang terjadi di dalam hidup kita, sekalipun yang buruk, Tuhan akan turut bekerja mengubah segala sesuatunya untuk kemuliaan nama-Nya. Segala sesuatu yang jahat yang terjadi dengan kita memang bukan berasal dari Tuhan, tetapi Tuhan turut bekerja untuk mengubah segala sesuatunya. Apa pun yang orang lain perbuat terhadap kita, apakah itu kebencian, apakah itu hal yang jahat, apakah itu gosip tentang kita, Tuhan turut bekerja mengubah semuanya menjadi kebaikan yang besar di dalam hidup kita, itulah Yesus kita.

Kalau Yusuf tidak masuk ke dalam sumur, Yusuf tidak sampai ke Mesir, kalau Yusuf tidak difitnah isteri Potifar, Yusuf tidak menerjemahkan mimpi juru minum, kalau Yusuf tidak menerjemahkan mimpi juru minum, Yusuf tidak akan berdiri di hadapan Firaun. Kalau Yusuf tidak menerjemahkan mimpi Firaun, maka Yusuf tidak bisa menyelamatkan saudara-saudaranya.

Hal yang sama dikatakan kepada kita, apa yang terjadi dengan kita sekarang ini belum endingnya, buat Tuhan never ending story, iblis bekerja mendatangkan kejahatan, Tuhan tidak tinggal diam lipat tangan. Tidak, tetapi Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan.

Kalau iblis mendatangkan kejahatan di dalam hidup kita, kemudian kita menyerah dan berkata, “Ya sudahlah, saya cerai saja kalau begitu. Ya sudahlah, saya pindah agama saja kalau begitu.” Ya sudah tamat, ending. Itu sebabnya apapun masalah kita, apapun pergumulan kita, tetap kuat, tetap setia, tetap percaya. Kita memang tidak pernah tahu step-stepnya, tetapi satu hal yang kita harus percaya: Apapun yang iblis perbuat terhadap kita, Tuhan akan turut bekerja mengubah semuanya menjadi kebaikan yang besar di dalam hidup kita.

Ayat 9-11: 9Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 10Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 11Di sanalah aku memelihara engkau -- sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi -- supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau. Kita perhatikan baik-baik, Gosyen artinya ‘datang mendekat’. Itu sebabnya dikatakan, “Dan akan dekat kepadaku.” Sekali lagi, ini isi hati-Nya Yesus, Yesus mau kita dekat kepada-Nya. Seperti kita selalu mau dekat-dekat dengan anak-anak kita. Selanjutnya dikatakan, “Di sanalah, di Gosyen, di tempat dimana kamu dekat kepadaku, aku akan memelihara engkau, sebab kelaparan masih lima tahun lagi, supaya engkau jangan jatuh miskin.”

Kalau kita membaca koran, bukan hanya virus tetapi resesi ekonomi sudah mulai terjadi, kita bisa melihat banyak yang terjadi di dunia ini. Tetapi perhatikan baik-baik, kita memang hidup di dunia ini tetapi kita bukan berasal dari dunia ini. Yusuf berkata, “Di tempat di mana kamu dekat kepadaku aku akan memelihara kamu.”

Mungkin kita berkata, “Bagaimana saya bisa memelihara keluarga saya, bagaimana saya bisa membayar uang sekolah anak-anak saya, bagaimana saya bisa mencukupkan semua kebutuhan rumah tangga saya?” Bukan kita yang mencukupkan, tetapi Tuhan berkata pada kita hari ini, “Kalau kamu dekat kepada-Ku Aku akan memelihara kamu dan akan mencukupkan semua kebutuhanmu.”

Ayat 13: 13Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari. Perhatikan, kalau kita memuliakan Yesus kepada Bapa, Bapa pasti senang, dan berkat turun. Itu sebabnya katakan pada Bapa, apa yang yang kita telah terima dari Bapa di dalam anak-Nya Yesus.

“Bapa, aku mengucap syukur karena Engkau memberikan anak-Mu supaya hari ini aku dibenarkan di hadapan-Mu. Bapa, aku bersyukur karena Engkau telah memberikan anak-Mu menebusku dari kutuk supaya hari ini kami semua bisa diberkati di dalam Yesus.” Katakan bahwa Yesus luar biasa di dalam hidup kita. Maka Bapa kita yang di sorga senang dan berkat akan mengalir kepada kita.