GOD’S WAYS TO GIVE

KSW_0983.JPG

Hari ini kita akan belajar tentang caranya Tuhan memberi kepada kita. Sesungguhnya tidak semua orang mempunyai hati untuk memberi, hanya beberapa orang yang mempunyai hati untuk memberi. Dan kepada setiap orang yang memiliki hati untuk memberi kepada Tuhan, seperti yang pernah dikatakan: mereka akan melihat pelipatgandaan.

Yesus pernah berkata di dalam Bait Allah ketika Yesus sedang mengajar, “Tahukah kamu bahwa pada zaman nabi Elia terdapat banyak janda-janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga setengah tahun dan selama bahaya kelaparan menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat.”

Tahukah apa yang Elia katakan kepada janda di Sarfat? “Buatkan bagiku sepotong roti.” Perempuan janda ini berkata, “Sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, yang ada hanya segenggam tepung, sedikit minyak, dan sekarang aku sedang mengumpulkan kayu api, kemudian aku mau pulang mengolahnya bagiku dan anakku, dan setelah kami memakannya, kami mati.”

Kemudian selanjutnya Yesus berkata, “Tahukah kamu bahwa pada zaman nabi Elisa banyak terdapat orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Jadi, jika Tuhan mengirimkan pelayan-Nya kepada kita, dan kalau Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk memberi, tidak lain dan tidak bukan karena Tuhan mau memberkati kita dengan berkat yang besar.

Kita lihat firman Tuhan dari Injil Yohanes 12:1-8: 1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 ”Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” 6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Di sini dikatakan bahwa enam hari sebelum Paskah, Paskah orang Yahudi, Pesakh. Sebagaimana kita ketahui bahwa Yesus mati pada hari Paskah orang Yahudi, untuk menggenapi bahwa Yesus adalah anak domba yang sesungguhnya. Kalau kita membaca ayat-ayat sebelumnya, di situ dikatakan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berkumpul dan bersepakat untuk membunuh Yesus. Jadi di hatinya orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, mereka ingin membunuh Yesus. Yesus sangat terkenal, sangat diurapi, Yesus sangat kontroversial terhadap apa yang mereka ajarkan selama ini. Itu sebabnya mereka merasa terancam, iri, sehingga mereka bersepakat untuk membunuh Yesus.

Di sini diceritakan tentang Yesus yang datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan. Mereka mengadakan perjamuan untuk Yesus, dan Marta melayani, kali ini Marta melayani tanpa complain dan tanpa sungut-sungut. Alkitab menceritakan bahwa Lazarus juga turut makan bersama-sama dengan Yesus.

Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekaknya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Dengan kata lain Maria ingin menyatakan isi hatinya, “Tidak ada yang mahal buat Tuhan saya.” Yesus yang datang ke dalam dunia ini meninggalkan kemuliaan-Nya mati buat kita. Hey, tidak ada yang terlalu mahal buat Yesus.

Selanjutnya dikatakan, ayat 4-5: 4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 ”Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Di sini kita bisa melihat isi hati Yudas. Sekarang buat kita, dipersiapkan jawaban; kalau kita memberi buat Bethesda Church, kemudian ada orang yang berkata kepada kita, “Ngapain boros-borosin kasih Bethesda Church, kasih saja orang miskin!”

Memberi kepada Tuhan merupakan bentuk pemberian yang tertinggi yang bisa kita berikan di dalam hidup kita. Waktu kita memberikan persembahan ke gereja, kita memberikan persembahan kepada Tuhan, bukan kepada orang miskin.

Memang kita perlu juga membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, tetapi memberi kepada orang miskin bukan merupakan bentuk pemberian yang tertinggi. Bentuk pemberian yang tertinggi adalah memberi kepada Tuhan, tidak ada yang terlalu mahal untuk Tuhan.

Jadi ketika Yudas berkata demikian, sepertinya Yudas peduli pada orang-orang miskin, tetapi sesungguhnya Yudas bukan peduli kepada orang-orang miskin. Yudas berkata demikian karena Yudas pencuri, Yudas sering mengambil uang yang disimpan di dalam kas yang dipegangnya.

Tetapi Yesus berkata, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Dengan kata lain, di luar sana banyak orang-orang miskin, kita memiliki banyak kesempatan untuk memberi kepada mereka, Senin sampai Sabtu, silahkan kalau mau kasih.

Yesus berkata, “Tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu”, dengan kata lain, kesempatan kita memberi kepada Yesus tidak selalu ada. Kita pernah membahas sebelumnya bahwa kesempatan untuk memberkati Yesus seperti jendela yang terbuka dan tertutup, kalau kita missed, kesempatannya hilang.

Senin sampai Sabtu kita bertemu dengan orang-orang miskin, kita bertemu dengan orang-orang yang membutuhkan, silahkan berkati mereka, silahkan memberi kepada mereka, kalau hati kita tergerak, ada banyak kesempatan. Tetapi kesempatan memberkati Yesus tidak selalu ada? Hanya hari Minggu, ketika kita datang ke gereja. Dan kabar baiknya waktu kita memberi kepada Yesus, sesungguhnya Yesus sudah mempersiapkan berkat yang besar buat kita.

Keluaran 35:4-5: 4 Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: “Inilah firman yang diperintahkan Tuhan, bunyinya: 5 Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada Tuhan: emas, perak, tembaga. Di sini dikatakan, “Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya.”

Ini kalimat yang menarik; yang terdorong hatinya. Tuhan mau setiap orang yang memberi, mereka memberi karena terdorong hatinya untuk memberi, bukan karena terpaksa. “Kolekte lagi, kolekte lagi, duit lagi, duit lagi, gereja duit-duit-duit melulu.” Kalimat “Terdorong hatinya” terjemahan dalam Alkitab versi King James adalah willingness, kata yang indah. Terjemahan dalam bahasa Ibraninya adalah nadip, yang artinya princely in rank. Artinya ketika kita murah hati, willingness, kita seperti pangeran, mulia.

Yang namanya pangeran, dia tidak menjual sesuatu, tetapi pangeran memberi. Kalau seorang pangeran menjual artinya dia memiliki martabat yang terendah. Pangeran memberi. Kalau kita memberi, kita seperti pangeran, ini mentalitas yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi.

Kalau kita membaca ayat-ayat selanjutnya, di situ dikatakan bahwa mereka bukan hanya mempersembahkan emas, perak, tembaga, tetapi mereka juga mempersembahkan kain ungu tua, ungu muda, kain kirmizi. Lenan halus, kulit lumba-lumba, kulit domba jantan, buku kambing, minyak untuk penerangan, minyak untuk pengurapan, dan minyak untuk wangi-wangian, dan berbagai jenis permata.

Sekarang pertanyaannya, siapa yang memberkati mereka sehingga mereka memiliki barang-barang seperti ini? Tuhan yang memberkati mereka. Untuk apa Tuhan memberkati mereka dengan memberikan barang-barang tersebut? Untuk membangun Kemah Suci, Bait Allah. Jadi kalau Tuhan memberkati mereka, karena Tuhan punya maksud dan tujuan. God give you prosperity with a purpose. Kalau sekarang kita diberkati, artinya Tuhan punya maksud dan tujuan di dalam hidup kita. Untuk membangun rumah Tuhan.

Kalau kita memberi kepada Tuhan, bukan berarti Tuhan membutuh uang kita. Tuhan adalah pemilik bumi beserta isinya, Tuhan adalah Tuhan yang kaya, kalau Tuhan mau kita memberi, karena Tuhan sedang mempersiapkan berkat yang besar buat kita.

Mungkin kita berkata, “Kalau begitu Pastor sedang mengajarkan bahwa memberi dengan mengharapkan imbalan.” Itu benar. “Kalau begitu Pastor sedang mengajarkan kepada jemaat untuk menabur tetapi mengharapkan penuaian.” Ya, itu benar. Mungkin kita berkata, “Jujur, kalau saya memberi saya tidak mengharapkan kembali, nah ini baru aneh.” Kita boleh bertanya pada petani-petani, untuk apa mereka menabur benih? Apa yang mereka harapkan? Penuaian.

Kalau memang betul Yesus mau kita tidak berharap menerima kembali apapun ketika kita memberi, maka Yesus akan berkata, “Berilah dan jangan mengharap kembali.” Tetapi justru Yesus berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.”

Di area manapun yang kita berikan kepada Tuhan, di area itulah Tuhan akan memberkati kita berlimpah-limpah. Kalau kita perhatikan, tadi mereka memberi emas, perak dan tembaga, setelah mereka masuk ke tanah perjanjian kita akan menemukan bahwa emas dan perak mereka bertambah banyak.

Mereka juga mempersembahkan kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, untuk apa mereka gunakan kain-kain ini? Untuk membuat pakaian. Jadi ingat baik-baik di dalam pikiran kita, semua kain-kain di sini mereka buat untuk jadi pakaian mereka.

Selanjutnya juga dikatakan bahwa mereka mempersembahkan kulit lumba-lumba. Ada yang bertanya, “Darimana bisa dapat lumba-lumba di padang gurun?” Ingat baik-baik, waktu mereka keluar dari Mesir mereka menyeberangi laut Teberau. Untuk apa mereka gunakan kulit lumba-lumba ini?

Yehezkiel 16:10: 10 Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera. Kita bisa lihat di sini, Tuhan memberikan mereka kain berwarna-warna tujuannya untuk membuat pakaian, Tuhan memberikan kulit lumba-lumba untuk membuat sandal, mereka pakai sandal dari kulit lumba-lumba di padang gurun, kulit lumba-lumba adalah kulit yang paling kuat. Kita baru tahu bukan.

Jadi mereka memberikan apa yang mereka butuhkan untuk dijadikan pakaian, mereka juga memberikan apa yang mereka butuhkan untuk membuat sandal. Ingat baik-baik yang tadi dikatakan bahwa area manapun yang kita berikan buat Tuhan, maka di area itu kita akan diberkati berlimpah-limpah.

Ulangan 29:5: 5 Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidaklah menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu. Mereka memberi kain yang mereka gunakan untuk membuat pakaian, Tuhan memberkati mereka pakaiannya tidak menjadi rusak selama empat puluh tahun. Mereka memberi kulit lumba-lumba yang mereka gunakan untuk membuat sandal, Tuhan memberkati mereka, kasutnya tidak menjadi rusak selama empat puluh tahun.

Kabar baiknya adalah area apapun yang kita berikan buat Tuhan, di area itu Tuhan akan memberkati kita dengan suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah ke luar, itu yang akan dicurahkan ke dalam ribaan kita. Tuhan akan memberkati kita secara berlimpah-limpah.

Allah memerintahkan Musa untuk membuat salah satu perkakas Bait Allah yaitu bejana pembasuhan. Keluaran 38:8: 8 Dibuatnyalah bejana Pembasuhan dan juga alasnya dari tembaga, dari cermin-cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Pada zaman itu para wanita tidak memiliki cermin seperti zaman sekarang. Cermin yang mereka miliki terbuat dari tembaga yang dipoles sampai mengkilap, sampai bisa berkaca. Jadi kaca pada saat itu terbuat dari tembaga.

Nah, para wanita-wanita saat itu memberikan cermin-cermin mereka yang terbuat dari tembaga untuk dilebur dibuat menjadi bejana pembasuhan. Ini adalah pengorbanan yang terbesar dari seorang wanita. Tanyakan istri kita kalau tidak percaya. Menyerahkan peralatan kecantikan kita - terutama para wanita - untuk Tuhan merupakan pengorbanan yang terbesar, mega sacrifice.

Seperti yang tadi dikatakan, area apapun yang kita berikan buat Tuhan, di area itu Tuhan akan memberkati kita dengan berlimpah-limpah. Ketika para wanita zaman itu memberikan cermin mereka artinya mereka menyerahkan kecantikan dan keanggunan mereka kepada Tuhan. Tidak ada lagi cermin, krisis untuk wanita.

Tetapi tahukah kita, sejak saat itu terjadi kelahiran bayi secara besar-besaran, yang artinya sejak saat itu para wanita menjadi sangat menarik di mata suaminya. Mungkin suaminya berkata, “Mulai sekarang kamu tidak perlu cermin lagi, mulai sekarang lihat kecantikan kamu dari mata saya”

Jadi kabar baiknya adalah area apapun yang kita berikan buat Tuhan, di area itu Tuhan akan memberkati kita dengan suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah ke luar, itu yang akan dicurahkan ke dalam ribaan kita. Tuhan akan memberkati kita secara berlimpah-limpah.