HATI YANG MEMBERI KEPADA YESUS

10 Mei.JPG

Minggu lalu kita sudah melihat bersama bahwa Tuhan akan membuka perbendaharaan untuk anak-anak-Nya. Kalau Tuhan membuka perbendaharaan-Nya memberkati kita, berkat yang kita terima; ada yang untuk ditabur dan ada yang untuk dimakan. Ia memberikan benih kepada penabur dan roti untuk dimakan.

Hari ini kita akan berbicara tentang menabur, tentang memberi. Apa yang ditabur? Benih. Banyak orang Kristen yang kurang senang kalau berbicara tentang menabur bisa memberkati kita. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan juga yang akan menyediakan benih bagi kita dan melipatgandakannya. Kalau kita menabur benih, maka Tuhan akan melipatgandakan benih yang kita tabur.

Tetapi banyak orang yang kurang senang kalau ada yang berbicara demikian, mereka berpikir ini bisa-bisanya pendeta saja, supaya kita memberi lebih banyak. Coba kita tanyakan pada petani yang sedang menabur benih, apa yang mereka harapkan? Apakah setelah menabur mereka pergi begitu saja dan tidak mengharapkan apa-apa? Tidak! Mereka mengharapkan penuaian. Memang tidak secara langsung, tetapi di kemudian hari, di masa mendatang untuk jangka waktu tertentu mereka akan menuai hasilnya.

Jadi kalau kepada kita diajarkan bahwa ketika kita menabur maka kita akan menuai, kita harus berkata, “Amin!” Karena Tuhan sangat senang memberkati kita. Ini karakteristiknya Tuhan, Tuhan senang memberkati, Tuhan mau kita, anak-anak-Nya hidup di dalam berkat yang berlimpah.

Hari ini kita akan berbicara tentang hati yang memberi. Tuhan tidak menerima pemberian semua orang, Tuhan hanya menerima pemberian dari orang-orang yang punya hati untuk memberi. Kita lihat firman Tuhan dari Keluaran 35:4-5: 4Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN, bunyinya: 5Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga. Di sini dikatakan, “Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: “Inilah firman yang diperintahkan Tuhan”, jadi ini bukan perintahnya Musa, ini perintah Tuhan, Musa hanya meneruskan perintah Tuhan, “Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya”, dengan kata lain yang memiliki hati memberi.

Jadi Tuhan tidak menerima persembahan dari orang-orang yang tidak memiliki hati untuk memberi. Tuhan bukan Tuhan yang miskin. Tuhan adalah Tuhan yang kaya raya. Sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan uang kita. Tetapi kenapa Tuhan mau kita memberi, karena Tuhan mau memberkati kita.

Lagipula, pertanyaannya, kenapa bangsa Israel bisa memberi kepada Tuhan, emas, perak, tembaga, kalau kita membaca seterusnya, mereka memberikan kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing, kulit domba, kulit lumba-lumba, kayu penaga, minyak, permata krisopras, dan lain sebagainya, semuanya mahal-mahal.

Kenapa mereka bisa memberi semuanya ini padahal kita tahu sebelumnya mereka adalah budak di Mesir. Darimana mereka mendapatkan semuanya ini? Ingatkah peristiwa semalam sebelum mereka keluar dari perbudakan di Mesir? Tuhan menyuruh mereka merayakan Paskah, menyembelih anak domba, dagingnya dimakan, darahnya dioles di ambang dan di kedua tiang pintu.

Keesokan harinya mereka keluar dari Mesir, orang-orang Mesir memberikan kepada bangsa Israel, emas, perak, tembaga, kain yang mahal-mahal, kayu, minyak, yang tadi disebutkan semua. Mungkin kita berkata, “Tapi ini kepunyaan bangsa Mesir. Tidak! Ini pembayaran yang tertunda yang harus bangsa Mesir bayar kepada bangsa Israel, selama bangsa Mesir memperbudak bangsa Israel selama empat ratus tahun, ditambah bonus, ditambah bunga.

Pertanyaannya, siapa yang menggerakkan bangsa Mesir untuk memberikan semuanya ini kepada bangsa Israel? Tuhan yang menggerakkan. Dengan kata lain, Tuhan yang memberikan semuanya ini kepada bangsa Israel, sehingga mereka memiliki segala sesuatunya, sebelumnya mereka nothing, tidak punya apa-apa, betul?

Jadi kalau kita perhatikan baik-baik, ketika Tuhan memerintahkan kepada bangsa Israel; “Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga”, dan lain sebagainya, sebelum Tuhan meminta mereka membawa kepada Tuhan, Tuhan yang memberikan kepada mereka terlebih dahulu segala sesuatunya.

Itu sebabnya 2 Korintus 9:10 mengatakan: 10Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu. Di sini dikatakan bahwa Ia yang menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu, untuk apa? Untuk ditabur dan melipatgandakannya, Tuhan akan melipatgandakannya.

Dengan kata lain, apa yang kita berikan kepada Tuhan, Tuhan yang menyediakannya bagi kita. Kalau begitu kita sesungguhnya tidak memberikan apa-apa. Pertanyaannya, kenapa Tuhan yang menyediakan benih untuk ditabur? Supaya kita memiliki kerelaan, supaya kita memiliki hati memberi.

Karena kebanyakan manusia kalau diminta untuk memberikan miliknya, kebanyakan tidak rela. Ini sifat alamiahnya manusia, kalau manusia disuruh memberi miliknya, apalagi kalau miliknya diperoleh dengan susah payah, boro-boro mau memberi. Tuhan tahu, itu sebabnya Tuhan yang menyediakan benihnya. Terkadang manusia tidak rela juga. Tuhan mau kita membawa sesuatu setiap kali kita datang pada Tuhan, kenapa? Karena Tuhan ingin menunjukkan kasih-Nya dengan memberkati kita berlimpah-limpah.

Mungkin kita bertanya, “Bagaimana saya tahu kalau memang itu Tuhan yang menyuruh saya untuk memberi?” Keluaran 35:21: 21Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu. Kita perhatikan baik-baik, bisa saja bangsa Israel berkata, “Ah, ini bisa-bisanya Musa saja” Tetapi kalau memang betul Tuhan yang suruh, apa yang terjadi, “Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya.”

Itu sebabnya kalau kita mau memberi, kita harus cek di dalam sini, apakah kita tergerak atau tidak, dan di dalam kita ada dorongan atau tidak, karena kalau Tuhan yang menyuruh, Tuhan akan menggerakan hati kita, dan di dalam sini pasti ada suatu dorongan kuat, sehingga kita memiliki kerelaan untuk memberi, ada sukacita, ada semangat.

Tahukah apa yang terjadi ketika mereka memberi? Keluaran 36:3-7: 3Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan khusus, yang telah dibawa oleh orang Israel untuk melaksanakan pekerjaan mendirikan tempat kudus. Tetapi orang Israel itu masih terus membawa pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi. 4Dan segala orang ahli yang melakukan seluruh pekerjaan untuk tempat kudus itu, datanglah masing-masing dari pekerjaan yang dilakukannya, 5dan berkata kepada Musa: "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." 6Lalu Musa memerintahkan, supaya dimaklumkan di mana-mana di perkemahan itu, demikian: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus." Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. 7Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih. Alkitab mengatakan bahwa mereka memberi sampai Musa berkata, “Stop, tidak usah lagi, berlebih, berlimpah”, ini hati mereka ketika mereka memberi kepada Tuhan.

Jadi ingat baik-baik, waktu kita diselamatkan, menerima Yesus, kita datang dengan tidak memiliki apa-apa, sekalipun kita kaya, kekayaan kita tidak bisa menyelamatkan kita, hanya darah Yesus yang menyelamatkan kita. Tetapi setelah kita selamat, menerima Yesus, Allah memberikan kepada kita Roh Kudus, Allah memberikan kuasa kepada kita, termasuk memberikan kuasa kepada tangan kita untuk memperoleh kekayaan.

Banyak orang yang datang ke gereja ini nothing, tidak punya apa-apa, mulai usaha dari nol, terus minta didoakan, usaha pelan-pelan naik, dan sekarang luar biasa, dari nothing become something. Mereka tahu betul siapa yang membuat mereka berhasil, Tuhan. Dan setiap datang ke gereja, setiap datang kepada Tuhan mereka-mereka ini memberkati gereja secara luar biasa.

Banyak orang datang ke gereja ini yang merasa sudah berhasil, memang dasarnya sudah kaya, usahanya sudah besar, sudah maju, tetapi puji Tuhan mereka sudah mengerti waktu mereka datang pada Tuhan sesungguhnya mereka nothing. Mereka sudah mengerti bahwa selama ini Tuhan yang memberikan kekuatan kepada mereka untuk memperoleh kekayaan.

Alkitab mengatakan, “Jangan datang ke hadapan Tuhan dengan tangan hampa.” Kita harus bawa sesuatu, dan tidak selalu berbicara tentang uang, kita bisa membawa pujian, kita bisa membawa kesaksian, kita bisa membawa sesuatu yang bisa memuliakan nama Tuhan.

Kita perlu mengerti bahwa uang bukan hal yang kecil buat Tuhan, uang adalah refleksi atau gambaran seluruh hidup kita, kalau kita mendapat gaji, gaji kita merupakan refleksi pengorbanan kita selama sebulan, waktu, tenaga, pikiran dan lain sebagainya, semuanya dikemas ada di dalam gaji kita.

Ketika kita datang dan memberi kepada Tuhan, Tuhan tidak akan menganggap remeh pemberian kita. Kita harus mengerti bagaimana kita memperlakukan uang kita, seperti itulah Tuhan akan mempercayakan kita. Karena Yesus berkata, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Banyak orang yang pakai ayat ini di luar konteks, misalnya kalau kamu setia jadi penerima tamu, maka suatu saat kamu akan jadi kepala penerima tamu. Konteks ayat ini adalah tentang uang, barang siapa setia dalam perkara kecil, Yesus berkata demikian konteksnya adalah tentang uang.

Karena buat sorga, uang adalah perkara kecil, sorga kaya, lantainya emas, tetapi buat dunia uang adalah perkara besar, uang adalah segala-galanya. Selanjutnya Yesus berkata, “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon, dalam hal uang, yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”

Itu sebabnya hari ini kalau menilai orang, kita bisa menilai seseorang dari uang, bukannya mata duitan, bukan. Kita perhatikan, bagaimana cara mereka memperlakukan uang. Alkitab mengatakan uang adalah hal yang kecil, kalau mereka tidak setia pada hal yang kecil, bagaimana mau mempercayakan yang besar?

Ini juga bisa kita terapkan di perusahaan kita, lihat bagaimana seseorang memakai kartu kredit, bayarnya tepat waktu atau tidak, kalau pinjam uang kepada teman, bayar atau tidak, kalau bayar kartu kredit saja telat-telat, bulan ini bayar, bulan depan tidak bayar, atau pinjam teman tarsok-tarsok, ini tipe orang yang tidak setia pada hal yang kecil, jangan sekali-kali dipercaya hal yang besar.

Di pemerintahan saja kalau kita mau menjadi pejabat, salah satu fit and proper testnya, akan dicek rekening hutang kita, ada kredit atau tidak, kreditnya pernah macet tidak, bayar kartu kreditnya telat tidak. Nah itu saja, yang sudah lulus terkadang tidak bisa dipercaya, tetap saja ada yang korupsi, apalagi yang tidak setia pada hal yang kecil.

Tuhan mau kita diberkati berkelimpahan. Ulangan 8:3-18: 3Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. 4Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. 5Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. 6Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. 7Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung; 8suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; 9suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. 10Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. 11Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, 15dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, 16dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. 17Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. 18Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Kita perhatikan baik-baik ayat yang terakhir, karena segala sesuatu yang telah terjadi atas bangsa Israel, Musa berpesan seperti ini, “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.”

Mungkin kita berkata, “Terus terang saya kaya karena orang tua saya, saya dapat warisan dari orang tua.” Tuhan melihat kita, dan Tuhan memberkati orang tua kita, pernahkah kita pertimbangkan hal itu? Tuhan tahu kita sebelum kita lahir, pernah kita pertimbangkan? Jangan berpikir, “Karena kekuatanku, karena kekuasaanku, karena warisan orang tuaku”. Jangan!

Ayat 18: 18Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Kalau kita perhatikan di sini dikatakan, “Dialah yang memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.”

Pertanyaannya, perjanjian dengan siapa? Perjanjian dengan nenek moyang mereka, siapa nenek moyang mereka? Abraham, Ishak dan Yakub, apa perjanjiannya? Menguasai dunia. Itu sebabnya kalau kita melihat orang-orang Yahudi diberkati, kita tidak usah heran, mereka diberkati untuk menguasai dunia.

Yang tadinya hanya kerja jadi tukang sapu di bank, sekarang jadi pemilik bank. Yang tadinya tukang antar koran sekarang jadi salah satu pemilik pabrik baja, yang tadinya tukang botol sekarang salah satu pemilik klub sepakbola Inggris, semuanya orang Yahudi. Masih banyak lagi, dan sejarah membuktikan hal itu. Orang tidak bisa menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Tuhan memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan.

Jadi kalau Tuhan memberkati kita dengan memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan, Tuhan punya maksud, ini yang namanya prosperity with purpose, diberkati untuk satu tujuan. Ingat baik-baik, Ia yang menyediakan benih bagi penabur, jadi Tuhan memberkati kita, yang pertama supaya kita punya hati yang memberi, punya kerelaan, yang kedua supaya kita bisa menabur, Tuhan mau kita membawa sesuatu ketika kita datang pada Tuhan. Tabur dan Tuhan akan kembalikan dan melipatgandakan setiap benih yang kita tabur.