TETAP MENGAKU BENAR DAN MELIHAT KEBAIKAN

KSW_0998.JPG

Selamat hari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, Yesus sudah bangkit, Yesus sudah menang, musuh yang terakhir yaitu maut sudah dikalahkan – “Hai maut di manakah kemenanganmu, hai maut di manakah sengatmu.” Di dalam kitab Wahyu, Tuhan Yesus berkata, “Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, Aku telah mati tetapi lihatlah Aku hidup selama-lamanya dan Aku memegang kunci maut dan kerajaan maut.”

Kalau kunci maut dan kunci kerajaan maut ada di tangan Yesus maka percayalah, pintu maut dan pintu kerajaan maut tertutup dan terkunci buat kita. Artinya tidak ada sesuatu apapun yang bisa mendatangkan maut dalam hidup kita.

Hari ini kita merayakan hari Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, dan kita juga mengalami kuasa kebangkitan Tuhan Yesus. Roma 4:25: 25yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Di sini dikatakan bahwa Yesus diserahkan, Yesus disalibkan karena pelanggaran kita. Kemudian dikatakan, “Yesus dibangkitkan karena pembenaran kita. Dengan kata lain, Allah membangkitkan Yesus untuk membuat kita menjadi orang benar.

Yesus menggantikan posisi kita, menerima semua dosa-dosa kita. Di atas kayu salib Yesus mengambil alih semua hukuman yang seharusnya menjadi bagian kita. Yesus dihukum sampai kekudusan dan kebenaran Allah dipuaskan. Yesus mati, pada hari yang ketiga Allah membangkitkan Yesus sebagai gambaran bahwa Allah berkenan atas apa yang Yesus lakukan untuk membayar dosa kita, dengan kata lain, waktu Allah membangkitkan Yesus itu adalah bukti bahwa semua dosa kita sudah diampuni.

Karena tubuh yang bangkit adalah tubuh yang sama dengan tubuh yang diserahkan dan dihukum karena pelanggaran kita. Yesus mati, kemudian Allah membangkitkan Yesus dengan tubuh kemuliaan tanpa dosa kita lagi, sebagai gambaran bahwa Allah menerima semua pembayaran yang Yesus lakukan untuk membayar semua pelanggaran kita, sehingga kita menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan.

Allah membangkitkan Yesus bukan karena Yesus adalah Anak Allah, Allah membangkitkan Yesus untuk membenarkan kita. Jadi kita dibenarkan bukan karena apa yang kita lakukan, kita dibenarkan karena apa yang Yesus lakukan. Dan karena apa yang Yesus lakukan adalah kekal untuk selama-lamanya, maka kita tidak akan pernah kehilangan kebenaran kita, kebenaran kita kekal untuk selama-lamanya.

Di dalam kitab Amsal ada suatu janji untuk orang benar, Amsal 11:21: 21Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan. Di sini dikatakan bahwa keturunan orang benar akan diselamatkan, apa artinya? Artinya anak cucu kita, anak laki-laki, anak perempuan, dan cucu kita akan diselamatkan.

Kalau kita membaca koran, membaca berita-berita yang terjadi dengan anak-anak umur tujuh belas tahun, delapan belas tahun, beritanya mengerikan. Terkadang kita kuatir, takut, bingung, kalau ada anak-anak kita yang sekolah di luar negeri, doakan, “Tuhan saya minta perlindungan Tuhan buat anak-anak saya.” Alkitab mengatakan, “Keturunan orang benar akan diselamatkan.”

Biasanya ketika kita mengklaim janji Tuhan, timbul dalam pikiran kita yang mencoba untuk memberitahu kita, sudahkah kita melaksanakan hukum Taurat? Apakah kita sudah cukup kudus supaya Tuhan melindungi anak kita? Apakah kita sudah melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan? Apakah kita melayani Tuhan? Apakah kita memiliki hati untuk Tuhan seratus persen?

Semuanya ini hanya membuat kita fokus pada diri kita sendiri. Kalau seseorang memberitahu kita, apakah kita sudah cukup kudus, apakah kita sudah cukup taat pada Tuhan, apakah kita sudah cukup memberikan hidup melayani Tuhan sebelum Tuhan menggenapi janji-Nya dalam hidup kita?

Kalau halnya demikian artinya mereka mendirikan kebenaran di atas dasar perbuatan, kebenaran karena perbuatan, padahal kebenaran adalah pemberian. Jadi jangan biarkan ada orang datang dan memutarbalikan kebenaran. Kalau mereka datang dan berkata, “Memang, keturuan orang benar akan diselamatkan, apakah kamu orang benar? Katakan, “Ya!”

Kebenaran yang kita miliki tidak ada hubungannya dengan perbuatan kita, kebenaran yang kita miliki tidak ada hubungannya dengan kemampuan kita. Kebenaran yang kita miliki berhubungan dengan apa yang Allah lakukan melalui Tuhan Yesus di atas kayu salib. Allah membuat Yesus menjadi dosa karena kita, supaya hari ini kita dibenarkan di hadapan Allah.

Jadi kalau ada orang yang berkata pada kita, “Keturunan orang benar akan diselamatkan, apakah kamu orang benar?” Jawab, “Ya.” Kalau mereka berkata, “Memangnya saya tidak tahu kamu siapa, memang kamu tidak tahu saya siapa?” Katakan, “Saya adalah orang yang dibenarkan Allah karena iman di dalam Yesus.

Mungkin kita berkata, “Kalau dikatakan kita dibenarkan karena iman bukan karena perbuatan kalau begitu nanti orang bisa berbuat seenak-enaknya.” Banyak orang percaya sesuatu yang salah, kalau kita percaya sesuatu yang salah maka hidup kita salah. Kalau kita percaya pada sesuatu yang benar, maka hidup kita benar.

Banyak orang yang berkata, “Kita harus mengajar orang supaya hidup benar, hidup kudus.” Mengajar orang supaya hidup benar, hidup kudus bukan kebenaran karena iman. Biarkan terlebih dahulu mereka menerima kebenaran sebagai hadiah, dan selanjutnya apa yang mereka terima akan mengubah gaya hidup mereka, perbuatan benar muncul, kekudusan muncul.

Roma 9:30-33: 30Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. 31Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. 32Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, 33seperti ada tertulis: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. Paulus berkata tentang kebenaran karena iman kepada orang-orang Yahudi yang mengejar kebenaran karena perbuatan, ini tantangan yang besar buat Paulus. Paulus berkata bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran mereka memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.

Di sini Paulus menantang orang-orang Yahudi, dikatakan bahwa mereka tidak mengejar kebenaran, mereka tidak merayakan hari raya, mereka tidak disunat, mereka tidak tahu hukum Taurat, tetapi mereka telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Tetapi Israel yang mengejar kebenaran karena hukum tidak sampai kepada hukum itu, kenapa? Karena mereka mengejarnya bukan karena iman tetapi karena perbuatan.

Di dalam kitab Amsal ada sebuah janji yang lain untuk orang benar bahwa orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun. Bukannya berarti tidak ada bencana, bukannya berarti tidak ada yang jahat. Kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh, ada bencana, ada yang jahat, tetapi untuk orang benar, saat bencana datang, waktu yang jahat datang, Tuhan turut bekerja, Tuhan akan ubah bencananya, Tuhan akan ubah yang jahat menjadi kebaikan dan berkat yang besar buat kita.

Amsal berkata bahwa orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun. Kalau ada orang bertanya, “Apakah kamu orang benar? Ingat apa yang kamu lakukan pagi tadi, ingat apa yang kamu lakukan minggu lagi, berani-beraninya kamu mengaku orang benar.” Jangan ragu, sekali lagi, kita dibenarkan karena iman.

Ada begitu banyak janji-janji Tuhan untuk orang benar: anak cucu orang benar tidak akan meminta-minta roti. Rumah orang benar berdiri tetap. Orang benar diselamatkan dari kesukaran, dan lain sebagainya. Bagaimana caranya menerima semua janji untuk orang benar? Ingat baik-baik, berdasarkan apa kita dibenarkan? Berdasarkan iman. Bagaimana menerima semua janji untuk orang benar? Juga dengan iman, bukan dengan perbuatan.

Kalau kita berdoa berjam-jam, kita memberi kepada orang miskin, membaca Alkitab tiga jam sehari, banyak melakukan perbuatan-perbuatan baik lalu kemudian kita berpikir bahwa kita lebih berkenan di hadapan Tuhan, maka kita akan menerima semua janji-Nya? Tidak! Terima semua janji-Nya dengan iman, bagaimana caranya? Kita harus mengaku diri kita bahwa kita adalah orang yang dibenarkan karena iman di dalam Yesus, terus menerus, maka semua janji orang benar akan digenapi dalam hidup kita.

Matius 6:31-33: 31Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang disorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Di sini dikatakan, “Jangan kuatir atas apa yang kita makan, minum, pakai, Bapamu tahu, semuanya akan ditambahkan, tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, kebenaran Allah.”

Apa yang dimaksud dengan kebenarannya di sini? Kebenaran karena iman, kebenaran sebagai pemberian. Jadi kalau kita mencari kebenarannya, setiap pagi kita bangun, kita katakana, “Saya orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena iman di dalam Yesus.” Percaya dengan hatimu, katakan dengan mulutmu. “Aku percaya sebab itu aku berkata-kata.”

Alkitab mengatakan, “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman. Allah begitu baik, Allah membawa keselamatan dan berkat begitu dekat kepada kita. Waktu dunia jatuh dan dunia tidak peduli kalau dunia sudah jatuh, Allah datang ke dalam dunia ini, Allah begitu dekat dengan orang berdosa.

Keselamatan begitu dekat dengan kita, di mana? Di mulut kita dan di hati kita. “Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”

Kalau kita setiap pagi berkata bahwa kita orang yang benar di hadapan Allah karena iman di dalam Yesus, maka kita berkenan di hadapan Allah, karena kita mengingatkan Allah akan apa yang Allah lakukan dengan sempurna melalui Anak-Nya buat kita di atas kayu salib. Dia diserahkan karena pelanggaran kita, Dia dibangkitkan sebagai pembenaran kita. Semuanya karena apa yang Yesus lakukan.

Percayalah, ketika orang percaya berbuat dosa bukan karena mereka mau berbuat dosa. Dan ketika mereka hidup di dalam dosa sesungguhnya mereka mencari jalan untuk keluar dari dosa mereka. Tetapi masalahnya mereka tidak menemukan jalan keluar karena mereka tidak mendengar sesuatu yang benar.

Ketika Paulus menemukan orang percaya ada di dalam dosa, contohnya jemaat di Korintus, Paulus berkata kepada jemaat Korintus yang terikat perzinahan, apa yang Paulus katakan kepada mereka? Apakah Paulus menghardik mereka? Apakah Paulus menghakimi mereka? “Hai kamu penzinah, kalau kamu tidak bertobat kamu akan binasa.”

Ini yang Paulus katakan, 1 Korintus 6:19-20: 19Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 20Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Di sini Paulus berkata kepada orang percaya yang berbuat dosa perzinahan, “Hei tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu”, jadi sekalipun orang percaya tersebut berbuat dosa perzinahan Paulus memberitahukan sesuatu yang benar; “Roh Kudus diam di dalam kamu”, dengan kata lain Paulus memberitahukan, “Hei kamu orang benar, tinggalkan dosamu, muliakan Allah dengan tubuhmu.”

Kebanyakan orang memberitahukan sesuatu yang salah, “Kamu orang berdosa, kalau kamu dosa, Roh Kudus keluar.”Sekalipun kita berbuat dosa, Yesus sekali-kali tidak pernah meninggalkan kita, Roh Kudus tetap ada di dalam kita, memberikan kekuatan kepada kita untuk bangkit dan tinggalkan dosa kita dan hidup dalam kekudusan yang sesungguhnya.

Roma 5:17: 17Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Kita harus selalu ingat, Allah tidak pernah merancangkan manusia untuk mati. Alkitab mengatakan kematian adalah musuh terbesarnya Allah. Allah menciptakan manusia baik, kuat, sehat. Allah menempatkan mereka di taman Eden bukan untuk mati. Siapa yang membuat maut berkuasa atas manusia? Adam, oleh dosa satu orang maut berkuasa.

Selanjutnya dikatakan, “Maka lebih benar lagi mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran”, tidak semua orang di dunia ini, hanya mereka yang menerima dua hal, kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Apa yang terjadi pada mereka yang menerima dua hal ini: kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran? Akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu yaitu Yesus Kristus.

Kedua hal ini, yaitu kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Anugerah, artinya pemberian. Kalau seseorang memberikan kita buku, “Ini buku buat kamu sebagai pemberian, sebagai hadiah”, lalu kita berkata, “Berapa harganya? Saya mau bayar, hadiahnya mau saya bayar.” Maka artinya kita menghina si pemberi.

Kalau sesorang memberikan hadiah pada kita, kita mau membuat dia senang? Apa yang harus kita lakukan? Apa bagian kita? Bagian kita adalah menerima dengan sukacita dan mengucap syukur, berterima kasih. Kita mau hidup dan berkuasa? Terima kasih karunia dan anugerah kebenaran setiap hari.

Kenapa setiap hari? Setiap hari selalu ada pencobaan, setiap hari mungkin kita melampaui batas, pikiran kita, mata kita, kaki kita mungkin berjalan ke arah yang salah. Jadi apapun yang terjadi setiap hari jangan pernah lupa; Dia diserahkan karena pelanggaran kita, Dia bangkitkan sebagai pembenaran kita, nyatakan diri kita dengan iman bahwa kita adalah orang yang benar di dalam Yesus, kita akan hidup dan berkuasa, apapun yang kita butuhkan di dalam hidup ini, semuanya akan ditambahkan kepada kita.