DIAMPUNI DENGAN BENAR MELALUI YESUS KRISTUS

KSW_0994.JPG

Hari ini kita merayakan hari kematian Tuhan kita Yesus Kristus, dan kita akan kembali bersama-sama belajar tentang Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian terdapat di dalam Bait Allah, tepatnya di Ruang Maha Kudus. Di dalam Tabut Perjanjian ada tiga buah benda; tongkat Harun yang bertunas, buli-buli berisi roti manna, dan dua buah loh batu yang berisi hukum Taurat.

Ketiga benda ini menggambarkan dosa dan pemberontakan bangsa Israel terhadap Allah, tongkat Harun yang bertunas menggambarkan dosa dan pemberontakan bangsa Israel terhadap pemimpin yang dipilih oleh Allah, Allah memilih Harun sebagai pemimpin bangsa Israel, tetapi bangsa Israel menolak Harun.

Buli-buli berisi manna menggambarkan dosa dan pemberontakan bangsa Israel terhadap supply yang diberikan Allah, mereka bersungut-sungut kepada Allah. Allah memberi mereka manna, Allah memerintahkan mereka menaruh manna di buli-buli, sebagai peringatan bahwa mereka bersungut-sungut kepada Allah.

Dua buah loh batu yang berisi hukum Taurat menggambarkan dosa dan pemberontakan bangsa Israel terhadap standar yang ditetapkan Allah, “Jangan begini, jangan begitu”, ini standar-Nya Allah. Jadi ketiga benda ini menggambarkan dosa dan pemberontakan bangsa Israel terhadap Allah.

Apa yang Allah lakukan terhadap ketiga benda ini, Allah memerintahkan agar ketiga benda ini ditaruh di dalam Tabut Perjanjian, kemudian Tabut Perjanjiannya ditutup dengan tutup yang namanya Tutup Pendamaian. Kata ‘Tutup Pendamaian’, terjemahan di dalam bahasa Ibraninya adalah kapporeth, akar katanya ‘kaphar’, yang artinya to cover make an atonement, menutup untuk mendamaikan.

Imamat 16:14: 14Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali. Kita perhatikan baik-baik, Imam Besar di sini mewakili Allah, darah lembu jantan mewakili darah Yesus. Setahun sekali, Imam Besar masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, tempat di mana terdapat Tabut Perjanjian, kemudian Imam Besar, setahun sekali memercikkan darah binatang di atas Tutup Pendamaian.

Di sini dikatakan bahwa Imam Besar memercikkan darah dengan jarinya. Ingat baik-baik, Allah menulis hukum Taurat dengan jari-Nya, di sini juga dikatakan bahwa Imam Besar memercikkan darah dengan jari-Nya, artinya semua pelanggaran terhadap hukum Taurat sudah ditutup dengan darah. Dan kabar baiknya adalah darah Yesus jauh lebih baik dari pada darah binatang. Kalau darah binatang hanya dapat menutup dosa, darah Yesus menghapus semua dosa kita.

Jadi Imam Besar memercikkan darah di atas Tutup Pendamaian. Dan ternyata Imam Besar bukan hanya memercikkan darah di atas Tutup Pendamaian, Imam Besar juga memercikkan darah ke depan Tutup Pendamaian sebanyak tujuh kali. Sekali lagi perhatikan baik-baik, Imam Besar memercikkan darah di atas Tutup Pendamaian satu kali, ke depan Tutup Pendamaian tujuh kali.

Jadi satu percikan di atas Tutup Pendamaian untuk mendamaikan kita dengan Allah, karena Yesus mempersembahkan tubuh-Nya satu kali untuk selama-lama-Nya. Pertanyaannya, kenapa tujuh kali ke depan Tutup Pendamaian? Tujuh berbicara tentang angka sempurna.

Siapa yang berdiri di depan Tutup Pendamaian? Siapa yang berdiri di hadapan Allah? Kita. Jadi kabar baik buat kita, Yesus mencurahkan darah-Nya bukan hanya untuk menghapus dosa kita di hadapan Allah, tetapi Yesus juga mencurahkan darah-Nya untuk melayakkan kita secara sempurna, supaya hari ini kita bisa berdiri di hadapan Allah.

Kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, sedangkan kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Di dalam kitab Roma 3:23-25: 23Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 25Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Di sini dikatakan bahwa kita dibenarkan dengan cuma-cuma. Kalau kita dibenarkan setelah kita melakukan ini dan melakukan itu, berarti kita dibenarkan bukan secara cuma-cuma.

Selanjutnya dikatakan, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” Kata ‘pendamaian’ di sini terjemahan di dalam bahasa Yunani adalah hilasterion, yang artinya sama dengan Mercy Seat, Tutup Pendamaian. Dengan kata lain, Allah telah menentukan Yesus menjadi Tutup Pendamaian di dalam darah-Nya. Jadi yang dimaksud dengan Tutup Pendamaian adalah Yesus.

Kita kembali ke Tabut Perjanjian, di atas Tutup Pendamaian ada dua Kerubium yang saling berhadap-hadapan dan sayapnya saling bersentuhan, terhadap Tutup Pendamaian. Pertanyaannya, kenapa Tuhan meletakkan dua Kerubium di sana, dan selalu melihat ke arah darah? Kedua Kerubium ini mewakili siapa? Allah.

Kerubium adalah bentuk jamak dalam bahasa Ibrani, bentuk tunggalnya adalah Kerub. Kerub bukan seperti yang digambarkan di dalam film kartun anak-anak, bayi kecil gendut bersayap dan pegang anak panah, memanah orang yang sedang jatuh cinta. Kerubium adalah suatu sosok yang sangat kuat, pertama kali muncul ketika Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden.

Kejadian 3:23-24: 23Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. 24Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Di sini dikatakan, “Ditempatkan-Nyalah beberapa kerub - jamak:Kerubium - dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” Siapakah pohon kehidupan? Yesus.

Kalau kita berpikir bahwa dosa adalah masalah sepele, coba kita lihat kepada kayu salib; Allah tidak menyayangkan anak-Nya sendiri. Artinya dosa bukan masalah sepele, dosa merupakan hal yang mengerikan dan menakutkan, Coba kita lihat kayu salib, hanya kayu salib yang bisa menjelaskan kepada kita betapa mengerikan dan menakutkan yang namanya dosa.

Di atas kayu salib kita akan melihat Anak yang paling dikasihi Allah, Anak-Nya menggantikan kita, Anak-Nya tidak mengenal dosa, di dalam Anak-Nya tidak ada dosa, Anak-Nya memilih untuk menggantikan posisi kita, dan Bapa-Nya tidak menyayangkan Anak-Nya. Di atas kayu salib Anak-Nya menjadi korban kemarahan, kemurkaan akibat dosa-dosa kita. Dosa sangat mengerikan. Dan jangan pernah berpikir kalau kasih karunia meremehkan dosa.

Allah membenci dosa, tetapi Allah mengasihi orang berdosa. Kita baru bisa menghargai kasih karunia, kalau kita mengerti betapa ekstrimnya Allah membenci dosa dan betapa borosnya kasih Allah buat kita. Kalau kita mengerti dua sisi ini, kita baru mengerti apa itu kasih karunia.

Kita perlu mengerti bahwa tidak ada pengampunan tanpa kayu salib, karena korbannya ada di kayu salib. Bukan hanya Allah adalah kasih, Allah mengampuni semua orang berdosa, Allah memiliki hati yang besar. Allah memang memiliki hati yang besar, tetapi Allah adalah Allah yang adil. Karena Allah adalah Allah yang adil, itu sebabnya ada kayu salib. Allah tidak bisa mengampuni dosa kita tanpa keadilan, Allah harus mengampuni dosa kita dengan adil, harus ada dasar yang benar!

Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden, kemudian Allah menempatkan Kerubium untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan, supaya Adam dan Hawa jangan kembali ke Taman Eden. Betapa mengerikan dan menakutkan yang namanya dosa, harganya adalah Taman Eden.

Mungkin kita berkata, “Tapi, sebenarnya kan Allah bisa menggagalkan Adam untuk berbuat dosa.” Ya, tetapi Allah memberikan kehendak bebas. Kita juga punya kehendak bebas, kalau kita sudah memilih, kita akan hidup di dalamnya. Kalau kita memilih Allah maka kita akan hidup di bumi seperti di sorga. Kalau kita memilih iblis, tunduk pada iblis, kita akan hidup di bumi seperti di luar sorga, kutuk, penyakit, kemiskinan.

Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden, betapa mengerikannya dosa. Allah menempatkan Kerubium. Jadi pertama kali Kerubium muncul, Kerubium sebagai penjaga kekudusan dan kebenaran-Nya Allah, tidak ada seorang pun yang bisa datang ke pohon kehidupan. Allah menempatkan Kerubium dengan pedang yang menyala-nyala. ‘Pedang’ berbicara tentang penghukuman Allah. Ini pertama kalinya muncul kata ‘pedang’ di dalam Perjanjian Lama.

Terakhir kali muncul kata pedang di dalam Perjanjian Lama ada di dalam kitab Zakaria, Zakaria 13:7: 7"Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!," demikianlah firman TUHAN semesta alam. "Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tangan-Ku terhadap yang lemah. Di sini dikatakan, “Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku”, kata ‘pedang’ di sini sama seperti kata ‘pedang’ yang sama seperti yang disebutkan di dalam Kitab Kejadian.

Di akhir Perjanjian Lama, Tuhan berkata, “Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku. Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai berai! Aku akan mengenakan tangan-Ku terhadap yang lemah.” Pertanyaannya, siapa yang dimaksud dengan ‘gembala-Ku’ di sini, siapa yang dimaksud dengan ‘orang yang paling karib dengan-Ku’? Yesus!

Ayat ini digenapi ketika Yesus ditangkap. Ingat baik-baik, waktu Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, jalan menuju pohon kehidupan di dalam Taman Eden dijaga oleh Kerubium dengan memegang pedang yang bernyala-nyala. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk.

Karena tidak ada seorang pun yang bisa masuk, satu-satunya cara adalah pohon kehidupan, Yesus yang harus berjalan keluar, dan pedang tidak bisa menembus Yesus, karena Yesus tidak berdosa, di dalam Dia tidak ada dosa. Yesus datang ke dalam dunia ini, Yesus menggantikan posisi kita, Yesus menjadi berdosa.

Waktu Yesus menjadi berdosa, apakah sekarang pedang Allah bisa menebus Yesus? Ya! Waktu Yesus di atas kayu salib, Allah berkata, “Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku, bunuhlah gembala.” Murka Allah menimpa Yesus, dan murka Allah dipuaskan, waktu murka Allah sudah dipuaskan, waktu Yesus berkata, “It is finish”, saat itu, pedang murka Allah sudah tidak bernyala-nyala lagi, sudah terpuaskan. Sehingga sekarang kita bisa datang kembali ke sorga untuk makan dari buah pohon kehidupan Allah.

Kembali ke Roma 3:25-26: 25Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. 26Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Dengan kata lain, Allah mau menunjukkan bahwa waktu Allah membenarkan kita, Allah membenarkan kita dengan cara yang benar, Allah membenarkan kita dengan cara yang adil.

Jadi waktu Yesus mati di atas kayu salib, bukan hanya untuk menunjukkan kemurahan-Nya, tetapi untuk menunjukkan keadilan Allah yang benar, untuk menunjukkan bahwa Allah punya dasar yang benar waktu Allah membenarkan orang-orang yang percaya kepada Yesus. Pertanyaannya, bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana caranya Allah membenarkan kita orang-orang yang berdosa? Salib!

Di atas kayu salib, Allah mengambil semua dosa kita, kemudian Allah menanggungkan semua dosa kita kepada Yesus! Semua penghukuman Allah ditimpakan kepada Yesus: kutuk, penyakit, kemiskinan, dan lain sebagainya, penghukuman demi penghukuman jatuh kepada Yesus, sampai penghukuman terakhir Yesus berkata, “It is finished.” Di sini Yesus menggantikan siapa? Kita.

Sekarang apakah kita sudah diampuni? Ya. Apakah dosa kita sudah dihukum? Ya. Allah tidak bisa kompromi dengan dosa kita, Allah harus menghukum semua dosa kita. Itu sebabnya jangan pernah berkata bahwa Allah tidak menghukum dosa kita, salah. Allah menghukum semua dosa kita, bukan di tubuh kita, tetapi di tubuh-Nya Yesus.

Artinya kabar baik buat kita: kita memiliki dasar yang benar tentang pengampunan dosa kita, kita sudah diampuni dengan cara yang benar, kita dibenarkan Allah dengan cara yang benar, sehingga hari ini kita punya hak untuk berdiri di hadapan Allah sebagai orang yang benar.

Alkitab menceritakan pagi-pagi betul Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa kuburnya sudah kosong. Maria Magdalena memberitahukan kepada Petrus dan Yohanes bahwa Tuhan telah diambil orang. Kemudian keduanya berlari bersama-sama, Yohanes sampai terlebih dahulu ke kubur Yesus, Yohanes melihat ke dalam dan percaya. Kemudian Petrus dan Yohanes kembali ke rumah.

Tetapi Maria tinggal di kubur itu sambil menangis, ia melihat ke dalam kubur, apa yang dilihat Maria? Yohanes 20:12: 12dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kita perhatikan baik-baik, tempat Yesus berbaring, di bagian kepala dan di bagian kaki ada malaikat, apa yang kita lihat? Tutup Pendamaian. Yesus adalah Tutup Pendamaian.

Maria adalah yang pertama kali melihat Tutup Pendamaian, ada dua Kerub, Kerubium. Dan Kerubiumnya tidak lagi memegang pedang. Sebagaimana Kerubium yang ada di atas Tutup Pendamaian matanya memandang darah, demikian juga selama-lamanya darah Yesus mempunyai kuasa untuk membebaskan kita dari penghukuman Allah.

Hari ini kita bisa datang kepada Tuhan dengan penuh keberanian. Hari ini kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh keberanian; minta apa saja yang kita mau. Kalau kita melihat Tuhan, lihat Tuhan yang penuh kasih, Tuhan yang tidak lagi mengingat-ingat dosa kita.

Allah merancangkan segala sesuatunya di dalam Yesus, supaya hari ini Allah bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Ia benar, dan Ia punya dasar yang benar untuk mengampuni semua dosa dan membuat kita menjadi orang yang benar selama-lamanya.

YOU ARE FORGIVEN!