BEBAS DARI PENGHUKUMAN MENUNTUN KEPADA KESEMBUHAN ILAHI

KSW_1026.JPG

Kita lihat firman Tuhan dari Yohanes 8:1-11: 1tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Di sini diceritakan bahwa pagi-pagi benar ketika Yesus sedang mengajar di Bait Allah, datanglah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Mereka berkata kepada Yesus, “Menurut hukum Musa kita harus melempari perempuan-perempuan yang demikian.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Alkitab mengatakan, setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, akhirnya tinggal Yesus dan perempuan ini.

Yesus berkata kepada perempuan ini, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada Tuhan.” Lalu jawab Yesus, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan buat dosa lagi.” Perhatikan perkataan Yesus yang pertama, “Akupun tidak menghukum kamu”, yang kedua, “Pergi dan jangan buat dosa lagi.”

Tetapi sekarang banyak gereja yang memutarbalikan perintah Yesus kepada perempuan ini. Kita tidak bisa membalikkan perintah Tuhan. Apa yang Tuhan katakan pertama kali, tetap harus menjadi yang pertama. Apa yang Tuhan taruh di awal, manusia tidak boleh taruh di akhir.

Yang pertama kali Tuhan katakan adalah, “Akupun tidak menghukum engkau” - tidak ada penghukuman. Kemudian, “Pergi dan jangan buat dosa lagi.” Tetapi kebanyakan yang pertama kali gereja katakan adalah, “Pergi dan jangan buat dosa lagi, maka Tuhan tidak akan menghukum kamu.”
Yesus mengatakan demikian karena Yesus memiliki alasan, ketika perempuan ini menerima tidak ada penghukuman, maka perempuan tidak memiliki penghukuman di dalam kesadarannya, di dalam pikirannya, dan perempuan ini tidak memiliki penghukuman di dalam hatinya, sehingga perempuan ini bisa bangkit, pergi dan tidak berbuat dosa lagi.

Inilah caranya kekuatan itu timbul, kasih karunia memberikan kekuatan. Bagaimana caranya kita memperoleh kekuatan itu? Yaitu dengan mendapatkan pewahyuan tentang tidak ada penghukuman, no condemnation. Ketika kita tahu bahwa tidak ada penghukuman maka kita mempunyai kekuatan untuk bangkit dan tidak buat dosa lagi. Tetapi iblis akan selalu berusaha untuk menaruh pikiran di dalam pikiran kita tentang penghukuman, supaya kita senantiasa merasa terhukum.

Kalau kita tidak punya banyak waktu untuk anak kita, kita akan merasa terhukum, kita akan merasa bersalah. Banyak bapak-bapak yang bekerja sampai larut malam untuk keluarganya, mereka melakukan yang terbaik, sampai-sampai tidak punya waktu untuk keluarga, maka iblis akan berkata, “Kamu memang bekerja keras, tapi kamu tidak punya waktu untuk keluarga.” Iblis tahu kapan saatnya mencela kita, mencemooh untuk membuat kita merasa bersalah dan terhukum.

Jadi iblis selalu datang kepada kita dengan mencela, mencemooh, menaruh rasa bersalah, terkadang melalui mulut orang Kristen, itu sebabnya kita harus berhenti mencela, mencemooh, menghakimi dan menghukum orang lain, mungkin suatu saat kita ada di sisi yang sama dengan mereka. Jangan sampai kita melakukan pekerjaan yang iblis lakukan.

Apa tujuannya iblis mencemooh kita, apa tujuannya iblis mencela kita? Amsal 14:30: 30Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Di sini dikatakan bahwa hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Apa yang menyegarkan tubuh, apa yang membuat tubuh kita sehat? Hati yang tenang, peaceful heart, rest, rileks, tidak kuatir, tidak gelisah. Kalau hati kita tenang, tubuh kita menjadi segar, dengan kata lain kita sehat.

Jadi apa tujuan iblis mencemooh kita, mencela kita? Supaya kita tidak tenang, tidak ada damai sejahtera, karena kita merasa bersalah. Alkitab mengatakan hati yang tenang menyegarkan tubuh, dengan kata lain tujuan iblis mencela kita, mencemooh kita untuk membuat kita merasa bersalah, merasa terhukum supaya hidup kita tidak sehat.

Setiap kali kita berbuat dosa, iblis akan datang mencela kita, setiap kali kita berbuat sesuatu yang salah, iblis akan datang mencemooh kita, supaya kita merasa bersalah, kita akan merasa terhukum, kemudian hati kita tidak tenang, kalau hati tidak tenang, maka hidup kita tidak sehat.

“Jadi apa yang harus saya lakukan?” Setiap kali kita jatuh, setiap kali kita berbuat dosa, setiap kali kita berbuat sesuatu yang salah, jangan biarkan iblis mencela kita, jangan biarkan iblis menaruh rasa bersalah, jangan biarkan iblis menaruh penghukuman di dalam hidup kita. Itu sebabnya kita harus tahu apa yang namanya no condemnation, tidak ada penghukuman.

Roma 6:9-11: 9Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Di sini dikatakan, “Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali.” Berapa kali? Berapa kali Yesus mati bagi dosa? Satu kali dan untuk selama-lamanya.

Jadi kalau hari ini kita berbuat dosa, Yesus tidak akan datang lagi ke dunia ini kemudian disalib lagi buat kita. Kenapa? Karena satu kali sudah lebih dari cukup. Perfect tense, kejadiannya tidak akan terulang lagi, tetapi efeknya sampai masa mendatang. Kabar baik buat kita, Yesus mati satu kali untuk dosa kita berlaku untuk dosamu selama-lamanya.

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, pertanyaannya, bagaimana caranya Yesus mati terhadap dosa? Apakah Yesus berbuat dosa? Tidak, Alkitab mengatakan Yesus tidak berdosa, di dalam Dia tidak ada dosa. Kalau begitu bagaimana Yesus mati terhadap dosa, sedangkan Yesus tidak berdosa? Yesus mati karena dosa kita, dosa kita ditanggungkan di tubuh-Nya Yesus, dosa kita dihukum di tubuh-Nya Yesus, sampai Yesus mati.

Ayat 11: 11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. ‘Demikianlah’, apa yang dimaksud dengan ‘demikianlah’, dalam arti yang sama; sebagaimana Yesus sudah mati bagi dosa, demikianlah kita juga mati bagi dosa, artinya kita tidak lagi merasakan pengaruh dan kuasa dari dosa itu sendiri.

Kehidupan kekristenan setiap harinya bukan hanya fokus pada mati bagi dosa, kita sudah mati bagi dosa. Di atas kayu salib semua dosa kita sudah dihukum di tubuh-Nya Yesus satu kali dan untuk selama-lamanya, dan sekarang kita yang ada di dalam Yesus juga sudah mati bagi dosa. Dengan kata lain kita tidak lagi merasakan pengaruh dan kuasa dari dosa, itu sebabnya Alkitab mengatakan bahwatidak ada penghukuman buat kita yang ada di dalam Yesus.

“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” Perhatikan baik-baik kalimatnya, “Demikianlah kamu memandangnya bahwa kamu telah mati bagi dosa”, apa artinya mati bagi dosa? Tidak ada penghukuman, selanjutnya dikatakan, “Tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” Kebanyakan orang takut memberitahukan bahwa tidak ada penghukuman, nanti orang hidup seenak-enaknya. Tidak, ayat ini mengatakan kamu harus tahu tidak ada penghukuman, supaya kamu punya kekuatan untuk bangkit dan hidup bagi Allah di dalam Yesus Kristus.

Mungkin kita berkata, “Tadi sebelum ke gereja saya mengucapkan sesuatu yang tidak seharusnya saya ucapkan, itu dosa, dosa tetap dosa.” Dosa ada kuasanya, kuasanya bisa bekerja di dalam kita, kalau kita lupa tentang kebenaran. Kebenarannya adalah ingat mulai hari ini tidak ada penghukuman buat kita yang ada di dalam Yesus Kristus, sehingga kita senantiasa punya kekuatan untuk bangkit dan hidup bagi Allah di dalam Yesus Kristus.

Tidak ada penghukuman bukan berarti sekarang Allah adalah Allah yang lembek, tidak ada penghukuman karena dosa kita sudah dihukum, dan harganya adalah Anak-Nya. Dan Allah adalah Allah yang adil, Allah tidak mungkin menghukum dosa yang sama dua kali, di tubuh-Nya Yesus dan di tubuh kita, Allah adalah Allah yang adil, kalau Allah sudah menghukum dosa kita di tubuh-Nya Yesus, Allah tidak akan hukum dosa kita di tubuh kita lagi.

Sebagai Allah, Dia menghukum dosa kita di tubuh-Nya Yesus. Sebagai Bapa, Dia pasti menangis. Sebagai Allah, Dia menghukum Anak-Nya, sebagai Bapa Dia peluk Anak-Nya. Sebagai Allah, selama 3 jam Dia berpaling dari Anak-Nya, sebagai Bapa Dia menangis, karena tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kita. Jangan anggap murah, harganya adalah Anak-Nya.

“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa”, jangan lagi mau didakwa oleh iblis, jangan lagi ada rasa bersalah, jangan lagi ada penghukuman, selama-lamanya, sekalipun kita gagal, jatuh, berbuat sesuatu yang salah, jangan terima dakwaannya, jangan terima penghukumannya, tetapi katakan, “Oleh darah-Nya aku adalah orang yang benar di dalam Kristus”, kemudian lanjutkan hidup kita bagi Allah.

Kita tahu kebenaran ini bukannya supaya kita semakin bebas berbuat dosa, kita tahu kebenaran ini, supaya ketika kita jatuh kita bisa bangkit dan melanjutkan hidup untuk Allah. Ingat apa yang Yesus katakan pada perempuan yang kedapatan berzinah, “Akupun tidak menghukum kamu, pergi dan jangan buat dosa lagi.” Yesus memberikan kepastian bahwa tidak ada penghukuman, sehingga perempuan ini bisa bangkit dan punya kekuatan untuk melanjutkan hidupnya dan tidak berbuat dosa lagi.

Ayat 12: 12Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Kebanyakan orang langsung ke ayat 12, mereka tidak mengerti ayat 11. Bahkan banyak yang mempraktekan ayat 11 tetapi tidak mengerti apa yang terjadi pada Yesus di ayat 10. Tetapi paling tidak kalau kita mengerti tentang tidak lagi ada penghukuman buat orang-orang yang ada di dalam Yesus, kta sudah membuat dosa tidak berkuasa lagi di dalam hidup kita.

Ayat 12 dimulai dengan, “Sebab itu”, kalau kita mengerti bahwa kita sudah mati bagi dosa, tidak lagi ada penghukuman, maka dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh kita yang fana. Dengan kata lain, bagaimana caranya supaya dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh kita yang fana? Kita harus mengerti bahwa sekarang tidak ada penghukuman, no condemnation.

Ayat 13: 13Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Ini berbicara tentang hidup kudus, kita harus mengerti, hidup kudus bisa terjadi kalau kita mengerti ayat-ayat sebelumnya. Selanjutnya dikatakan, “Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Kalau kita menumpangkan tangan atas orang sakit, kita memakai tangan kita sebagai senjata-senjata kebenaran. Kita pakai mulut kita untuk memberitakan Injil, kita memakai mulut kita sebagai senjata kebenaran.

Ayat 14: 14Sebab kamu tidak lagi dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Ini sangat menarik. Di sini dikatakan bahwa sekarang dosa tidak punya kuasa lagi atas kita karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia. Dosa tidak punya kuasa atas kita karena kita tidak di bawah penghukuman melainkan di bawah pembenaran. Jadi bagaimana caranya supaya dosa tidak punya kuasanya di dalam hidup kita? Jangan hidup di bawah hukum Taurat, dan jangan hidup di bawah penghukuman.

Katakan selalu, “Saya tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, tetapi saya hidup di bawah kasih karunia. Saya tidak lagi hidup di bawah penghukuman, tetapi saya hidup di bawah pembenaran!”

Ayat 17-18: 17Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. 18Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran! Di sini dikatakan, “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran”, ini sangat penting sekali, kenapa? Semua masalah yang terjadi di dalam hidup kita, penyakit, perceraian, sebelum semuanya terjadi akarnya adalah karena stress.

Stress bisa membuat kita melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan, stress bisa membuat kita mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kita katakan kepada pasangan kita. Bahkan banyak dokter mengatakan banyak penyakit yang datangnya dari stress.

Darimana datangnya stress? Dari rasa takut, dari rasa bersalah. Dari mana rasa takut dan rasa bersalah muncul? Dari penghukuman, condemnation. Jadi ketika seseorang merasakan penghukuman di dalam hidupnya, seluruh systemnya akan bekerja, rasa takut akan muncul, selanjutnya stress, kemudian sakit.

1 Petrus 2:24: 24Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Di sini dikatakan bahwa Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Nah banyak orang yang berpikir yang dimaksud dengan hidup untuk kebenaran adalah melakukan yang benar, berkata yang benar, berpikir yang benar.

Kebenaran di dalam Perjanjian Baru adalah pemberian. Allah mau kita mati bagi pendakwaan dan penghukuman supaya kita menyadari bahwa kita hidup sebagai orang yang benar bukan karena apa yang kita lakukan tetapi karena pemberian, karena apa yang Yesus lakukan, beritakan ini kepada orang lain, sebarkan ini kepada orang lain. Ini kabar baik. Ada kekuatan Allah yang menyelamatkan di dalam kabar baik bagi setiap orang yang percaya.

Selanjutnya dikatakan, “Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah menjadi sembuh”, sembuh di sini adalah sembuh secara fisik. Dengan kata lain kalau hari ini kita tahu bahwa kita sudah mati bagi dosa, tidak ada penghukuman, tidak ada pendakwaan, ada anugerah kebenaran, mulai hari ini miliki kesadaran bahwa kita adalah orang yang benar bagi Kristus. Efeknya, oleh bilur-bilur-Nya kamu telah menjadi sembuh, kabar baiknya kita akan mengalami kesembuhan.