MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN UNTUK KESEMBUHAN DAN SUKSES (Bagian 2)

02.jpg

Hari ini kita akan melanjutkan seri pelajaran kita, mari kita lihat firman Tuhan Matius 13. Kalau kita perhatikan baik-baik di dalam Matius 13, Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan. Kita harus mengerti bahwa perumpamaan berbeda dengan ilustrasi. Ilustrasi membantu kita supaya bisa mengerti lebih baik.

Yesus menggunakan perumpamaan bukan untuk membuat orang yang mendengar bisa mengerti dengan baik, tetapi justru sebaliknya, Yesus menggunakan perumpamaan supaya melalui perumpamaan, Yesus bisa menyembunyikan dan merahasiakan arti atau makna di balik perumpamaan tersebut.

Itu sebabnya Yesus berkata, “Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” Kalau kita membaca Matius 13 di situ diceritakan bahwa Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. ‘Rumah’ di sini berbicara tentang bangsa Israel, Yesus keluar rumah duduk di tepi danau, ini berbicara tentang bangsa-bangsa lain.

Inilah cara kerja Allah; setiap kali bangsa Israel tidak mendengar firman yang disampaikan Allah kepada mereka, setiap kali mereka menolak, maka Allah mengalihkan firman-Nya kepada bangsa-bangsa lain, dan ketika firman itu disampaikan kepada bangsa-bangsa lain, bangsa-bangsa lain mendengar dengan sukacita.

Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke atas perahu, sedangkan orang banyak berdiri di pantai. Kemudian Yesus mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan. Di tepi danau Yesus mengatakan empat perumpamaan tentang hal Kerajaan Sorga.

Perumpamaan yang pertama adalah perumpamaan tentang seorang penabur, perumpamaan yang kedua dalah perumpamaan tentang lalang di antara gandum, perumpamaan yang ketiga adalah perumpamaan tentang biji sesawi, perumpamaan yang keempat adalah perumpamaan tentang ragi. Kita perhatikan baik-baik, Yesus mengatakan empat perumpamaan yang pertama di luar rumah, di tepi danau.

Alkitab menceritakan bahwa kemudian Yesus meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Dengan kata lain, Tuhan Yesus kembali kepada bangsa Israel. Kemudian Yesus mengatakan perumpamaan yang lain, perumpamaan yang kelima adalah perumpamaan tentang harta yang terpendam, perumpamaan yang keenam adalah perumpamaan tentang mutiara yang berharga, dan perumpamaan yang ketujuh adalah perumpamaan tentang pukat.

Kita perlu mengerti, yang dimaksud dengan hal Kerajaan Sorga di sini bukan berbicara tentang gereja. Yesus datang ke dalam dunia ini, Yesus menawarkan Kerajaan pertama kali kepada bangsa Israel. Hanya kepada satu bangsa Yesus menawarkan Kerajaan ini.

Yesus datang sebagai Raja, tetapi mereka menolak Yesus, mereka mengatakan, “Kami tidak mempunyai raja selain kaisar.” Tahukah apa yang terjadi setelah mereka menolak Yesus dan berkata, “Kami tidak mempunyai raja selain kaisar”? Selama dua ribu tahun mereka hidup di bawah kekuasaan dari kaisar yang satu ke kaisar yang lain.

Yesus datang sebagai Raja, Yesus diam di tengah-tengah mereka, Yesus mempergunakan kuasa-Nya, Yesus mempergunakan otoritas-Nya sebagai Raja, mentahirkan orang kusta, membangkitkan orang mati. Betapa diberkatinya mereka memiliki Raja seperti ini, tetapi mereka menolak Yesus.

Yesus mengatakan tujuh buah perumpamaan kepada bangsa Israel karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Bayangkan, mereka tidak pernah mendengar perumpamaan-perumpamaan sebelumnya, dan mereka tidak mengerti artinya.

Berbeda dengan kita, kita mendapatkan artinya ketika Yesus menjelaskan arti perumpamaan-perumpamaan di sini kepada murid-murid-Nya. Yesus memberitahukan tentang apa yang dimaksud dengan penabur, apa yang dimaksud dengan benih, dan lain sebagainya, tetapi orang-orang banyak yang mengerumuni Yesus pada saat itu mereka tidak mengerti artinya.

Matius 13:1-2: 1Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. 2Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Alkitab mengatakan bahwa ketika Yesus mengucapkan perumpamaan-perumpamaan ini Yesus duduk di perahu, sedangkan orang banyak berdiri di pantai.

Ayat 3-9: 3Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. 8Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. 9Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Coba kita bayangkan seolah-olah kita belum pernah mendengar perumpamaan ini, kita juga belum pernah membaca apa yang Yesus katakan tentang arti perumpamaan ini. Bayangkan kita baru pertama kali dengar apa yang Yesus katakan di sini, apakah kita mengerti? Jujur! Tentu tidak. Ini yang Yesus katakan kepada orang banyak.

Selanjutnya ayat 10: 10Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Di sini murid-murid-Nya bertanya kepada Yesus, “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Jangan lupa, Yesus sudah ditolak oleh mereka, sejak Yesus ditolak, ini pertama kalinya Yesus berkata-kata dalam perumpamaan.

Kita perhatikan baik-baik, ada sesuatu yang luar biasa tentang Alkitab kita. Kalau kita tidak menghargainya, maka Alkitab tidak pernah menunjukkan kekayaan, keistimewaan, yang terdapat di dalamnya kepada kita. Dengan kata lain, walaupun kita membaca, kita mendengar tetapi kita tidak mendapat apa-apa, kita tidak melihat apa-apa.

Ayat 11: 11Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Kita perhatikan baik-baik, di sini Yesus berkata, “Kepadamu” dan “kepada mereka”, siapa yang dimaksud ‘mu’ dan siapa yang dimaksud dengan ‘mereka’ di sini? “Kepadamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga”, ‘mu’ di sini berbicara tentang murid-murid-Nya, ‘mu’ di sini berbicara tentang kita yang percaya kepada Yesus, ‘mu’ di sini berbicara tentang orang-orang yang tidak menolak Yesus.

“Kepadamu diberikan”, ingat baik-baik; diberikan. Kalau bukan Tuhan yang memberikan kepada kita, kita tidak punya apa-apa! Ingat itu. Belajar dari Yohanes Pembaptis caranya mengatasi kecemburuan. Suatu hari murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepadanya memberitahukan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya juga membaptis, dan mereka membaptis lebih banyak dari pada mereka.

Ini berbicara tentang gereja. Sekarang banyak gereja yang mengatakan bahwa gerejanya lebih baik dari pada gereja yang lain karena lebih banyak begini, lebih banyak begitu. Lihat apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis, bagaimana caranya mengatasi cobaan untuk membuat Yohanes cemburu.

Yohanes 3:26-27: 26Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” 27Jawab Yohanes: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Di sini Yohanes berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.” Dengan kata lain Yohanes mau mengatakan, “Kalau Allah menghendaki Yesus melakukan hal itu, dan kalau Yesus adalah Mesias, aku turut bersuka cita.”

Sesungguhnya kita tidak perlu iri kepada orang lain. Kalau Allah memberkati orang lain, sehingga Allah membuat orang tersebut berkelimpahan untuk memberkati orang lain, jangan iri! Kita seharusnya berkata, “Tuhan yang memberikan kepadanya, dan Tuhan juga punya sesuatu yang baik untuk diberikan kepada saya.”

Kembali ke Matius, Yesus berkata, “Kepadamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.” Yang dimaksud dengan ‘mereka’ di sini adalah orang-orang yang tidak percaya, orang-orang yang menolak Yesus, orang-orang yang tidak memiliki hati untuk Yesus. Sekalipun mereka mendengar firman Tuhan, seperti sekarang ada orang banyak di gereja, belum tentu semuanya punya hati untuk firman Tuhan. Kita harus memutuskan apakah kita termasuk apa yang dikatakan dengan ‘mu’ atau ‘mereka’ di sini.

Kalau kita adalah murid yang sesungguhnya, kita pasti punya hati untuk firman Tuhan, membaca, mendengar dan merenungkan. Yesus pasti mau menyingkapkan semua rahasia Kerajaan Sorga kepada kita. Rahasia Kerajaan Sorga begitu berharga, ketika Yesus mengajar di bukit sampai-sampai Yesus berkata, “Jangan lempar mutiara kepada babi.”

Selanjutnya ayat 12: 12Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Di sini dikatakan, “Karena siapa yang mempunyai”, mempunyai apa? Mempunyai hati untuk mendengar. Injil Markus berkata, “Camkanlah apa yang kamu dengar, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu.” Lukas berkata, “Perhatikanlah cara kamu mendengar.” Dengan kata lain, Yesus mau berkata, “Camkanlah apa yang kamu dengar dan perhatikan cara kamu mendengar.”

“Karena siapa yang mempunyai”, mempunyai apa? Hati untuk mendengar; inilah yang Salomo minta dari Tuhan. Ketika Daud mati, umur Salomo masih lima belas tahun, Salomo masih sangat muda, Allah menampakkan diri kepada Salomo, “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.”

Dan Salomo berkata, “Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian”, dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani terjemahannya adalah hearing heart, hati untuk mendengar, hati untuk mendengar firman-Mu. Kemudian Allah berkata, “Karena kamu tidak minta kekayaan dan kemuliaan, hanya minta hati untuk mendengar, Aku akan berikan kepadamu apa yang kamu minta - hati untuk mendengar - dan Aku akan memberikan kepadamu apa yang tidak kamu minta: kekayaan dan kemuliaan.

“Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan”, selanjutnya dikatakan, “Tetapi siapa yang tidak mempunyai”, tidak mempunyai apa? - Hati untuk mendengar - apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Jadi sekalipun seseorang memiliki sesuatu, tetapi karena dia tidak memiliki hati untuk mendengar, apapun yang ada dari padanya akan diambil, tahukah siapa yang ambil? Nanti kita akan mengetahuinya.

Ayat 13-15: 13Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. 14Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 15Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Di sini dikatakan, “Hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar dan matanya melekat tertutup” dengan kata lain, mereka menolak. Di sini kita akan melihat satu rahasia tentang kasih Tuhan, yang akan cukup membuat kita tercengang.

Allah membuat Diri-Nya mempunyai kewajiban kepada kita, bahkan Allah mau kita menagih kewajiban-Nya kepada kita yaitu kasih Tuhan untuk menyembuhkan kita. Allah mengikat Diri-Nya dan kita melalui sebuah perjanjian, karena Allah mengasihi kita. Allah mau kita berperkara dengan Dia dengan menggunakan perjanjian.

Kita perhatikan baik-baik perkataan Yesus, hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar dan matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Dengan kata lain, Allah mau berkata, “Jika kamu melihat, jika kamu mendengar, kemudian kamu mengerti maka Aku harus menyembuhkanmu.” Allah berkata, “Jika kita melihat, jika kita mendengar dan mengerti, maka hari ini Aku harus menyembuhkanmu.”

Itu sebabnya sekarang kita mengerti, kenapa dikatakan bahwa orang yang kesukaannya merenungkan firman Tuhan daunnya tetap hijau. ‘Daun’ berbicara tentang kesembuhan, artinya hidupnya sehat. Kenapa? Ketika kita mengerti firman Tuhan, maka Tuhan berkewajiban menyembuhkan kita.

Ayat 17: 17Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Kita tidak pernah tahu, ada begitu banyak orang yang tidak mendengar apa yang kita dengar hari ini. Mengucap syukurlah, kita ada di dalam gereja di mana firman Tuhan diuraikan, diartikan dengan jelas, kita mencatat, pulang ke rumah, kita renungkan.

Ayat 18-23: 18Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. 19Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. 20Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. 21Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. 22Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 23Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Kita perhatikan baik-baik, benih yang ditabur di pinggir jalan berbicara tentang orang yang mendengar firman tetapi tidak mengerti. Mungkin kita berkata, “Sekarang akhirnya saya tahu kenapa saya tidak diberkati, soalnya setiap kali saya dengar khotbah, saya tidak mengerti, saya tidak tahu apa yang dibicarakan.”

Sekalipun kita tidak mengerti, tetaplah membaca firman Tuhan, tetap mendengar firman Tuhan, karena semakin kita dengar, semakin kita membacanya, maka pengertian akan datang, khususnya kalau kita memiliki hati yang mau diajar seperti seorang anak, bergantung penuh kepada Roh Kudus, maka Allah akan menyingkapkan segala sesuatunya kepada kita.

‘Tidak mengerti’ di sini bukan berbicara tentang tidak mengerti secara pasif, kita mendengar kemudian tidak mengerti, tetapi tidak mengerti secara aktif - kita mendengar, kita tidak mengerti, dan kita tidak mau merenungkannya, tidak berusaha untuk mengerti, tidak mau bertanya, “Ah, ini sih bisa-bisanya pendeta aja, ah, ini mah tidak penting.” Dengan kata lain kita tidak menghargai firman Allah. Hanya ketika kita memiliki sikap seperti ini, maka datang si jahat, mengambil firman-Nya, dan kita tidak pernah melihat buahnya.

Kita langsung menuju ke tanah yang baik, karena kita semua adalah tanah yang baik. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, sekali lagi di sini sifatnya aktif, kita menerima firman, kita mengucap syukur, kita menghargai firman-Nya, mempelajarinya, merenungkannya, apa yang terjadi dengan kita?

Orang yang seperti ini akan melihat buahnya, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Ingat baik-baik, firman Tuhan adalah kesembuhan untuk seluruh tubuh kita, karena ketika kita melihat, mendengar, mengerti maka Allah akan menyembuhkan kita, daun kita tetap hijau dan apa saja yang kita perbuat, berhasil.