TIDAK PERNAH BERHENTI BERBUAH

19 Jan 2020_2.jpg

Tahun 2020 adalah The Year of Open Doors, tahun di mana Tuhan akan membukakan pintu-pintu yang baik bagi kita. Kitab Wahyu mengatakan “Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud. Apabia Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” Kitab Yesaya mengatakan, “Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya, apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” Siapa yang memegang kunci Daud? Tuhan Yesus.

Beberapa minggu ini kita sudah belajar tentang apa kuncinya sehingga Tuhan Yesus menggunakan kunci Daud untuk membuka pintu-pintu yang baik buat kita, yaitu berdoa, memuji, menyembah dan mengucap syukur kepada Tuhan. Sesuatu terjadi ketika kita berdoa, memuji, menyembah dan mengucap syukur kepada Tuhan: Tuhan akan menutup pintu-pintu yang tidak baik, Tuhan akan membuka pintu-pintu yang baik buat kita.

Hari ini kita akan melihat satu kunci lagi sehingga Tuhan menggunakan kunci Daud untuk membukakan pintu-pintu yang baik buat kita. Kita lihat firman Tuhan dari Yeremia 17:5-6: 5Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 6Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Suatu gambaran yang mengerikan, di ayat 6 dikatakan bahwa ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Mengerikan!

Kita harus mengerti, Tuhan adalah Tuhan yang baik, Tuhan adalah Tuhan yang murah hati. Yesus berkata, “Bapamu yang di sorga yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Jadi kebaikan Tuhan selalu ada buat semua orang.

“Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.” Dengan kata lain, kebaikan Tuhan selalu ada, tetapi dia tidak bisa melihatnya, bukannya berarti kebaikan kadang datang, kadang tidak. Bukan! Kebaikan Tuhan konstan, tetapi dia tidak melihatnya. Apakah kita pernah bertemu dengan orang-orang yang seperti ini? Anak merupakan berkat buat seorang bapak, tetapi bapaknya melihat anaknya adalah suatu masalah. Istri merupakan berkat buat seorang suami, tetapi suaminya melihat istrinya adalah mimpi buruk.

“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Allah.” Ketika hal-hal yang baik datang, mereka tidak bisa melihat sebagai sesuatu yang baik. Ketika hal-hal yang baik datang, mereka tidak bisa mengambil keuntungannya.

Hal-hal yang baik juga datang kepada orang yang dikutuk, karena Alkitab mengatakan, “Bapamu di sorga menerbitkan matahari, menurunkan hujan bukan hanya untuk orang baik dan orang benar tetapi juga untuk orang jahat dan orang yang tidak benar.” Betapa Tuhan baik.

Yang menjadi pertanyaan sekarang; Mungkinkah orang Kristen ada di dalam posisi ini? “Terkutuklah orang”, kalau kita melihat bahasa aslinya, dan lihat definisinya, kita pasti tahu, ini bukan untuk orang percaya. Tetapi kita jangan pernah lupa, juga ada kutuk di dalam perjanjian baru. Apa kutuknya?

Galatia 1:8-9: 8Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. 9Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Di sini Paulus berkata, “Tetapi sekalipun kamu atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu”, apa yang terjadi? “Terkutuklah dia!” Di sini Paulus mengulang sampai dua kali. Kutuknya double.

Karena di ayat selanjutnya Paulus kembali menekankan, “Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu”, jadi yang dimaksud Paulus di sini adalah pembicara, pengkhotbah, pendeta, tidak peduli seberapa kecil kelompok yang kita pimpin, jangan memberitakan Injil yang lain, kalau kita memberitakan Injil yang lain, terkutuklah.

Kutuk yang terjadi di sini adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang dipimpin, menyelamatkan jemaat, apa kutuknya? Pelayanannya tutup, pelayanannya tidak berbuah, pelayanannya tidak efektif lagi, karena Tuhan mengasihi jemaatnya. Kalau kita mengalami kutuk ini, cari Tuhan, beritakan Injil yang benar, dan keluar dari kutuk.

Kita tidak perlu berlama-lama berbicara tentang orang yang dikutuk, karena sesungguhnya ini bukan merupakan bagian kita, karena kita adalah orang-orang yang diberkati Tuhan. Yeremia 17:7-8: 7Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 8Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Di sini dikatakan, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”, ini adalah orang-orang yang ada di Bethesda Church. Jemaat Bethesda Church adalah jemaat yang mengandalkan Tuhan.

Kita perhatikan baik-baik, apa yang dilakukan orang terkutuk? Mereka mengandalkan manusia, di saat kita mengandalkan manusia, apa yang kita dapatkan terbatas, sebatas apa yang manusia sanggup lakukan. Banyak orang mengatakan bahwa mengandalkan manusia berarti percaya pada manusia, itu termasuk. Bukan berarti kita tidak boleh percaya orang dalam suatu relationship, dalam suatu hubungan. Hubungan harus dibangun di atas dasar kepercayaan. Tapi yang dimaksud dengan ‘mengandalkan’ di sini berbicara tentang sumber berkat di dalam hidup kita.

Jangan pernah kita berpikir bahwa bos kita adalah sumber berkat kita, Tuhan merupakan sumber berkat kita, bos kita adalah salurannya. Kalau Tuhan tidak bisa menyalurkan berkat-Nya melalui bos kita kepada kita, maka Tuhan bisa mengganti bos kita. Atau Tuhan bisa memberi kita pekerjaan yang lain. Tuhan bisa mempromosikan kita, Tuhan bisa atur segala sesuatunya.

Jadi kita adalah orang yang diberkati. Kutuk bisa datang kepada orang percaya yang menaruh kepercayaannya kepada orang lain sebagai sumber berkatnya, atau apa pun yang dia inginkan di dalam hidupnya. Dia mengandalkan manusia, memanfaatkan koneksi yang dia miliki.

Bukan berarti kita tidak boleh meminta tolong pada orang, bukan itu maksudnya, kita selalu minta tolong pada orang lain, betul? Tetapi ‘our trust’, kepercayaan kita tetap kepada Tuhan, artinya kita boleh meminta tolong pada orang lain, tetapi hati kita berkata, “Tuhan tolong saya.”

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” Apa yang terjadi pada orang ini? Ini yang akan terjadi pada kita; Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, bukannya berarti tidak ada panas terik. Panas terik ada, tetapi kita tidak melihat dan tidak merasakannya.

Berbeda dengan yang sebelumnya, yang terjadi dengan orang yang terkutuk; orang yang terkutuk tidak mengalami datangnya keadaan baik. Sekalipun hal-hal yang baik datang dari atas, orang ini tidak bisa melihat, orang ini tidak bisa mengambil keuntungannya. Tetapi orang yang diberkati, sekalipun sepanjang tahun ini ada panas terik, di dalam ekonomi, di dalam bisnis, di dalam pekerjaan, tetapi Tuhan berkata ketika panas terik datang kita tidak mengalaminya.

Kenapa? Karena kita mengandalkan Tuhan, dengan kata lain, mata kita terlalu sibuk memandang Yesus. Masih ingat ketika Petrus berjalan di atas air, selama mata Petrus memandang Yesus, Petrus tidak merasakan anginnya, Petrus tidak merasakan badainya, Petrus tidak merasakan gelombangnya.

Selanjutnya, ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, wow! Kita perhatikan baik-baik, panas terik dan daun yang hijau tidak pernah ada di dalam keadaan yang sama.

Biasanya kalau panas terik, daunnya tidak hijau, tapi coklat. Tetapi orang yang diberkati daunnya selalu hijau, selalu fresh. Selanjutnya, yang tidak kuatir dalam tahun kering. Jangan kuatir di tahun 2020, sekalipun dunia mengatakan tahun ini kemungkinan terjadi krisis, tahun kering, Tuhan berkata kepada kita, “Jangan kuatir!”

Karena Tuhan akan membukakan pintu-pintu yang baik buat kita. Ingat lembah Akhor, dalam situasi yang sulit, krisis, Tuhan akan membukakan pintu-pintu yang baik buat kita. pintu-pintu yang baik akan terbuka. Yang terakhir, “Dan yang tidak berhenti menghasilkan buah”

Kapan kita tidak pernah berhenti berbuah? Ketika panas terik datang. Untuk siapa? Untuk orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Sekalipun dunia berkata bahwa tahun ini bisa menjadi tahun kering, tetapi Tuhan berkata, “Aku akan membuka pintu-pintu yang baik, Aku akan memberkatimu berlimpah-limpah, kamu tidak akan mengalami panas terik, daunmu selalu hijau, kamu tidak pernah berhenti berbuah.”

Jadi sekali lagi, orang yang mengandalkan manusia, terkutuk, ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Tetapi orang yang mengandalkan Tuhan, akan diberkati, tidak mengalami datangnya panas terik, daunnya selalu hijau, kenapa? Karena tidak pernah berhenti berbuah.

Cerita tentang Yusuf merupakan suatu contoh yang nyata. Pada awalnya Yusuf adalah seorang budak, karena Yusuf dijual dan dibawa ke Mesir sebagai budak, Yusuf tidak punya uang sama sekali sebagai seorang budak. Tetapi apa pun yang Yusuf kerjakan di Mesir, selalu menghasilkan, berbuah.

Jadi kapan kita tidak pernah berhenti berbuah? Ketika panas terik datang. Allah tidak mengatakan bahwa kita hanya bisa berbuah tiada henti, kalau segala sesuatunya berjalan baik, kalau keadaan ekonomi lagi stabil, kalau Indonesia tidak ada masalah. Kita berharap Indonesia tetap aman dan kondusif, kita butuh Indonesia aman.

Tetapi kita tidak boleh mengandalkan keadaan Indonesia, kita harus selalu mengandalkan Tuhan. Kita tidak bisa menunggu Indonesia dipulihkan, baru ekonomi kita dipulihkan. Karena hari ini, kita tidak akan pernah berhenti berbuah, karena kita tetap diberkati sekalipun di masa krisis.

Bagaimana caranya mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapan kepada Tuhan? Mazmur 1:1-3: 1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 3Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Di sini dikatakan, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik”, di dunia ada begitu banyak orang yang memberikan nasihat-nasihat kelihatan baik, rasanya baik, tetapi tetap saja itu semua merupakan nasihat orang fasik.

Mereka sangat berpengalaman di bidang manajemen, mereka bisa memberikan nasihat kepada kita dalam hal manajemen, it’s okay, no problem, kita bisa mempelajarinya, tetapi jangan pakai filosofi mereka dalam hidup kita. Karena bisa saja mereka hanya hebat di manajemen, tetapi perkawinannya berantakan, gagal.

Jadi kalau mereka baik di satu area, bukan berarti mereka baik di semua area. Mungkin kita bertanya, “Memangnya orang Kristen bisa baik di semua area? Ya, nanti orang Kristen bisa diberkati di semua area.

Alkitab berkata, “Jangan berjalan menurut nasihat orang fasik, jangan berdiri di jalan orang berdosa, dan jangan duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Apa kesukaannya? Taurat Tuhan. Ini bukan berbicara tentang sepuluh hukum Taurat, tetapi berbicara tentang firman Tuhan secara keseluruhan.

Pertanyaannya, apakah kesukaan kita firman Tuhan? “Berbahagialah orang yang kesukaannya firman Tuhan dan yang merenungkan firman itu siang dan malam.” Apa yang dilakukan? Merenungkan firman itu siang dan malam. Sebelum kita melihat tentang kata ‘merenungkan’, mari kita lihat apa yang tidak terdapat di dalam kitab Yeremia.

Lihat ayat 3, “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air”, sama dengan yang ditulis Yeremia? Ya. Selanjutnya, “Dan yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya”, apa yang dimaksud dengan daun di sini? Biarlah Alkitab yang menterjemahkan Alkitab.

Wahyu 22:2: 2Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Jadi Yohanes melihat ada pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, artinya berbuah pada musimnya, tiap-tiap bulan. Kabar baik buat kita, di tahun 2020, tiap bulan, siap-siap, kita tidak pernah berhenti berbuah.

Selanjutnya dikatakan, “Daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” Mungkin kita berkata, “Tapi semuanya ini hanya terdapat di sorga”, tetapi kita perlu mengerti bahwa semuanya ini bukan untuk keperluan di sorga, di sorga tidak ada penyakit. Kalau begitu kesembuhannya untuk siapa? Untuk bangsa-bangsa di dunia ini. Semua ini ada di sorga, karena memang resource kita dari sorga. Daun untuk menyembuhkan! Mazmur mengatakan “Daunnya tidak pernah layu”, artinya kita selalu sehat.

Dan apa saja yang diperbuat, kita ulangi; apa saja yang diperbuat, apa saja yang diperbuat pasti berhasil. Tanyakan pada Tuhan, “Tuhan, saya mau buka restoran, apakah saya berhasil Tuhan?” Apapun. “Tuhan saya mau jualan bakmi”, apa saja. Tidak ada satu buku pun yang berani berjanji bahwa apa saja yang kita perbuat berhasil. Tetapi percayalah; Tuhan tidak pernah berdusta.

Apa kuncinya supaya apapun yang kita kerjakan berhasil? Merenungkan, merenungkan firman Tuhan! Di dalam Yeremia dikatakan, “Mengandalkan Tuhan.” Dengan kata lain, merenungkan firman Tuhan punya nilai dan arti yang sama dengan mengandalkan Tuhan. Jadi kunci mengandalkan Tuhan adalah dengan merenungkan firman Tuhan. Apa artinya merenungkan firman Tuhan? Kita akan lanjutkan minggu depan.

Renungkan firman Tuhan, maka kita akan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, sekalipun datang panas terik, daunnya tidak layu, tetap hijau dan tidak pernah berhenti berbuah, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Dengan kata lain pintu-pintu yang baik akan tetap terbuka buat kita.