HIDUP DALAM MUJIZAT TUHAN YANG KONSTAN

Di akhir zaman ini, waktu kegelapan menutupi bumi, kekelaman meliputi bangsa-bangsa, Allah mau anak-anak-Nya diberkati dalam segala sesuatu. Minggu yang lalu kita sudah sama-sama melihat setelah dua tulah terakhir, gelap gulita dan kemusnahan di mana semua anak sulung di Mesir mati, Allah membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan membawa emas dan perak karena Allah membuat bangsa Mesir bermurah hati kepada mereka dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.

Dengan kata lain, ketika mereka keluar dari Mesir, mereka diberkati berlimpah-limpah dan semuanya dalam keadaan sehat. Ini merupakan gambaran tentang keberadaan kita di akhir zaman ini, waktu kegelapan menutupi bumi, kekelaman meliputi bangsa-bangsa, kelimpahan dan kekayaan bangsa-bangsa akan beralih dan datang kepada kita. Lebih dari pada itu, percayalah bahwa Allah akan membuat anak-anak-Nya sehat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa Israel mempunyai kedudukan yang sangat istimewa di mata Tuhan, Allah mengadakan perjanjian dengan bangsa Israel, memberkati bangsa Israel, bahkan sampai dengan hari ini urusan Allah dengan bangsa Israel belum selesai, Allah melakukan semuanya ini tujuannya karena Allah mau memberkati seluruh dunia ini.

Terkadang bangsa Israel cemburu melihat Allah memberkati bangsa-bangsa lain. Waktu Yesus datang ke Nazaret pada hari Sabat, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat dan membacakan nas dari Kitab Yesaya. Apa yang terjadi ketika Yesus membaca nas dari kitab Yesaya?

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Mereka tidak masalah waktu mereka mendengar Yesus membacakan nas dari kitab Yesaya, setelah Yesus menutup kitabnya dan berkata, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”, mereka juga belum mempermasalahkan, semua orang membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan Yesus.

Tetapi setelah Yesus berkata: “Kata-Ku ini benar, pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.” Sekarang mereka mulai marah.

Selanjutnya Yesus berkata, “Pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Apa yang terjadi? Alkitab mengatakan mendengar itu sangat marahlah semua orang yang ada di dalam rumah ibadat itu. Mereka bangun lalu menghalau Yesus ke luar kota.

Di sini Yesus berbicara mengenai dua hal, yang pertama mengenai ketersediaan (provision) dan yang kedua mengenai kesembuhan (healing) yang diberikan kepada orang-orang yang bukan orang Israel. Apa yang sesungguhnya Yesus mau sampaikan kepada mereka? Jangan pernah berpikir karena kamu orang Israel, hidup di bawah hukum Taurat, sudah melakukan ini dan itu kemudian kamu merasa layak menerima semuanya ini.

Kalau mereka merasa layak untuk menerimanya, maka Allah tidak akan memberikan kepada mereka. Karena kalau mereka melakukan segala sesuatu yang diperintahkan kemudian Allah memberikan kepada mereka, maka mereka akan memberitahukan kepada orang lain, “Kamu tahu bagaimana saya menerima semuanya ini, karena saya sudah begini, saya sudah begitu.” Kalau mereka hanya mengandalkan perbuatan mereka untuk menerima sesuatu dari Allah, maka mereka yang mendapat kemuliaan, Allah tidak mendapat kemuliaan.

Sebaliknya waktu kita merasa tidak layak untuk menerima semua ini, kemudian kita hanya melihat kepada Allah dan hanya berharap kepada kasih-Nya, hanya berharap kepada kebaikan-Nya, maka kita akan menerima-Nya. Waktu kita tahu bahwa segala sesuatu yang datang kepada kita bukanlah karena perbuatan kita tetapi karena kasih karunia dan kebaikan Allah, maka Allah yang mendapatkan kemuliaan.

Alkitab mengatakan bahwa kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat tetapi di bawah kasih karunia. Banyak orang berkata, “Kita memang diselamatkan karena kasih karunia bukan karena hukum Taurat, tetapi setelah kita diselamatkan kita tetap harus melakukan hukum Taurat supaya kita bisa hidup benar dan kudus.”

Hukum Taurat itu benar, hukum Taurat itu kudus. Tetapi hukum Taurat tidak bisa membuat kita menjadi benar dan kudus, standar hukum Taurat begitu tinggi. Sesungguhnya kita tidak memerlukan hukum Taurat untuk mengetahui semuanya ini adalah dosa.

Tetapi satu hal yang harus kita tahu bagaimana caranya kita bisa mengatasi dan menang atas dosa adalah jangan lagi di bawah hukum Taurat tetapi hidup di bawah kasih karunia. Dengan demikian maka dosa tidak berkuasa lagi atas kita. Memang butuh pewahyuan untuk mengerti semuanya ini.

Banyak orang berpikir, “Kalau saya tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia maka saya bisa menjadi orang yang lebih berdosa lagi karena saya bisa berbuat dosa seenak-enaknya.” Siapa yang mengatakan bahwa kasih karunia bisa membuat kita berbuat sesuka kita? Alkitab berkata, “Kasih karunia mendidik kita meninggalkan kefasikan dan keinginan duniawi supaya kita memiliki hidup yang bijaksana, adil dan beribadah di dunia ini.

Waktu Allah memberikan sepuluh hukum Taurat, Allah buat perjanjian dengan bangsa Israel yang disebut perjanjian lama berdasarkan hukum Taurat. “Jika kamu baik-baik mendengarkan suara Tuhan Allahmu dan melakukan dengan setia segala sesuatu yang kusampaikan kepadamu maka Tuhan Allahmu akan megangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu.”

Sebaliknya jika kamu tidak mendengarkan suara Tuhan Allahmu dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau.

Hukum Taurat tidak berbicara tentang ‘sebagian perintah’ tetapi ‘segala’, semua perintah, ada berapa perintah? Sepuluh perintah. Jadi kalau kita tidak sanggup melaksanakan semua perintah dengan sempurna maka kutuk akan datang dalam hidup kita, kecuali kalau kita melakukan semuanya dengsan sempurna.

Galatia 3:10: 10Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Di sini dikatakan bahwa semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, tidak dikatakan orang yang melanggar hukum Taurat, tetapi orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat. Belum melanggar, baru saja ‘hidup di bawah hukum Taurat’ sudah dikatakan berada di bawah kutuk.

Kenapa demikian? Selanjutnya dikatakan, “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Kita harus melakukan semuanya dengan sempurna, kalau kita hidup di bawah hukum Taurat kita tidak bisa mengatakan, “Saya sudah melakukan yang terbaik tujuh, delapan, sembilan, sisa tiga, sisa dua, sisa satu cincai lah. Satu saja gagal, kutuk datang.

Kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, tetapi hidup di bawah kasih karunia. Kita tidak lagi hidup di bawah tuntutan, tetapi hidup di bawah tuntunan Roh. Kita tidak lagi memiliki kesadaran akan diri kita sendiri, tetapi kita selalu memiliki kesadaran akan kasih Tuhan. Karena kita tahu bahwa Tuhan mengasihi kita maka kita akan mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.

Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Jadi kalau kita mengharapkan berkat dari pekerjaan hukum Taurat, kita finish, selesai. Dan ayat ini juga berlaku buat orang Kristen.

Jadi bagaimana mungkin orang Kristen yang seharusnya tidak lagi hidup di bawah kutuk, bisa kembali hidup di bawah kutuk? Dengan kembali hidup di bawah hukum Taurat. Banyak orang Kristen berkata, “Kita hidup di bawah hukum Taurat bukan untuk pembenaran, tetapi supaya kita bisa menjaga kekudusan.” Apa maksudnya hidup di bawah hukum Taurat untuk menjaga kekudusan? Maksudnya untuk menghasilkan buah-buah kekudusan di dalam hidup kita.

Lihat apa yang Paulus katakan dalam Roma 7:4-5: 4Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. 5Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut. Waktu saudara hidup di bawah hukum Taurat, hukum Taurat merangsang hawa nafsu dosa yang bekerja di dalam anggota-anggota tubuh saudara agar saudara berbuah bagi maut. Jadi kita bisa lihat hidup di bawah hukum Taurat tidak ada hubungannya dengan pengudusan, malahan merangsang kita untuk berbuat dosa.

Karena apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan di atas kayu salib, kita sudah mati bagi hukum Taurat dan menjadi milik Yesus, supaya kita berbuah bagi Allah. Berbuah bagi Allah tentunya menghasilkan buah-buah yang baik. Dengan kata lain, untuk bisa menjadi milik Kristus dan berbuah bagi Allah, kita harus menyadari bahwa kita sudah mati bagi hukum Taurat. Banyak orang Kristen yang tidak baca Alkitab.

Pertanyaannya, apakah hari ini kita hidup di bawah kutuk? Tidak seharusnya orang percaya hidup di bawah kutuk. Seharusnya tidak lagi ada kutuk yang datang kepada orang percaya. Kutuk datang kepada orang percaya bukan karena dosa, tetapi karena orang percaya menempatkan posisinya di bawah hukum Taurat. Di saat kita menempatkan diri kita di bawah hukum Taurat, kita ada di bawah kutuk.

Apa contoh kutuknya? Dokter berkata, “Ini penyakit keturunan, kakek saudara sakit jantung, bapak saudara sakit jantung, saudara juga divonis sakit jantung”, ini kutuk. Kita kerja keras, tetapi tidak menghasilkan, ini kutuk. Ada sebuah keluarga yang terkenal di Amerika, satu demi satu keluarga mati dengan cara yang tragis yang tidak umum, sepertinya kutuk. Kalau Alkitab berbicara tentang, “Terkutuklah orang yang hidup dari pekerjaaan hukum Taurat”, Alkitab tidak main-main.

Sebaliknya kalau Alkitab berbicara tentang kasih karunia, Alkitab juga tidak main-main, Amin! Sekarang kita balikan segala sesuatunya. Apa artinya kasih karunia? Mungkin kita tidak begitu pandai, tetapi kita diberkati! Mungkin kita tidak sepandai teman kita, tetapi kita yang dipromosikan. Pengalaman kita tidak begitu banyak dibanding yang lain, tetapi apa yang kita kerjakan selalu berhasil. Jadi jangan hidup di bawah hukum Taurat tetapi di bawah kasih karunia Tuhan.

Galatia 3:1: 1Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Di sini Paulus berkata kepada orang-orang Galatia, “Hai orang-orang Galatia yang bodoh”, kenapa Paulus berkata demikian kepada mereka? Apa yang terjadi dengan orang-orang Galatia? Waktu Paulus memberitakan Injil kasih karunia kepada mereka, mereka diselamatkan, mereka bahagia, mereka hidup dalam damai sejahtera, mereka berbuah bagi Allah.

Setelah Paulus pergi, ada orang-orang yang datang kepada mereka dan berkata, “Paulus mengajarkan kepada kamu kasih karunia yang ekstrim - kalau sekarang istilah yang popular hypergrace - kamu harus hati-hati. Kamu tetap harus melakukan hukum Taurat. Kamu lakukan, kamu akan diberkati, kamu lakukan, kamu akan disembuhkan, kamu lakukan, mujizat akan terjadi dalam hidupmu,” dan lain sebagainya. Ini hal yang terjadi di dalam jemaat Galatia. Mereka orang percaya tetapi mereka juga hidup di bawah hukum Taurat.

Galatia 3:5: 5Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? “Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah”, kata ‘menganugerahkan’ di sini di dalam bahasa aslinya, bahasa Yunani artinya menganugerahkan secara konstan, terus-menerus, constantly supplying. Ingat kasih karunia menyediakan, menganugerahkan, hukum Taurat menuntut.

Selanjutnya dikatakan, “Dan yang melakukan mujizat di antara kamu”, kata ‘melakukan’ di sini juga artinya constantly, terus-menerus. Jadi Allah secara konstan, terus-menerus menganugerahkan Roh kepada kita, dan Allah secara konstan, terus-menerus melakukan mujizat di dalam hidup kita.

Kita harus memiliki kesadaran yang demikian setiap hari, Allah secara konstan, terus-menerus menganugerahkan Roh dan Allah secara konstan, terus menerus melakukan mujizat di dalam hidup kita. Kalau kita ambil gelas kotor, lalu nyalakan keran full, maka kotoran-kotoran di dalam gelas akan keluar. Kenapa? Karena airnya terus menerus keluar untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam gelas.

Jadi yang kita butuhkan untuk membersihkan semua kotoran-kotoran yang ada di dalam hidup kita adalah bukan dengan memberitahukan bersihkan kotorannya, tetapi dengan memiliki kesadaran bahwa Allah menganugerahkan Roh, kebenaran, kekudusan secara konstan, terus-menerus, maka hidup kita akan diubahkan.

“Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?” Karena percaya kepada pemberitaan Injil.

Sekarang kita mendengar pemberitaan Injil. Apa yang terjadi ketika kita mendengar Injil, apa yang terjadi ketika kita mendengar kabar baik? Hati kita akan terbuka, kita akan merasa sukacita, iman kita bertumbuh, semuanya ini membantu kita untuk menerima suply yang dianugerahkan kepada kita secara konstan, terus-menerus.

Jadi pertanyaannya, kita menerima Roh dan mujizat apakah karena kita melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Karena percaya kepada pemberitaan Injil, bukan karena melakukan hukum Taurat. Ini pemberitaan yang selama ini hilang dari dalam gereja.

Banyak orang Kristen berusaha dengan kekuatannya melakukan hukum Taurat untuk meraih mujizat, kita harus mengejar mujizat. Karena banyak orang Kristen berpikir Tuhan akan melakukan mujizat waktu mereka melakukan hukum Taurat lebih lagi, padahal Tuhan melakukan mujizat ketika mereka percaya kepada pemberitaan Injil. Ini yang menjadi masalah.

Jadi kalau mujizat tidak terjadi dalam hidup kita sesungguhnya masalahnya ada pada kita, bukan pada Tuhan. Karena di pihak Tuhan, Tuhan menganugerahkan Roh dan melakukan mujizat secara konstan, terus-menerus waktu kita percaya kepada pemberitaan Injil.

Apakah selama ini kita mencoba meraih mujizat dengan kekuatan kita, berbuat baik, taat? Perbuatan baik itu penting, ketaatan itu penting. Tetapi waktu kita menyadari betapa Tuhan mengasihi kita, maka kita semakin mengasihi dan mentaati Tuhan, bahkan kita tidak menyadari kalau kita sudah mentaati. Kita melakukan lebih dari apa yang Tuhan minta.

Tetapi intinya bukan itu, seringkali orang Kristen tidak bisa menerima mujizat karena mereka mencoba meraihnya dengan kekuatannya melakukan hukum Taurat, bukan dengan percaya kepada pemberitaan Injil. Hari ini kita mendengarkan Injil, kalau kita senantiasa percaya kepada pemberitaan Injil, maka Tuhan akan melakukan mujizat secara konstan, terus-menerus di dalam hidup kita.

Mungkin kita berkata, “Saya bukan orang yang sempurna”, sesungguhnya tidak ada orang yang sempurna di dunia ini, lihat ayat selanjutnya, Galatia 3:6-7: 6Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 7Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Di sini dikatakan: Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, Abraham mendengarkan Injil, Abraham percaya dan Abraham dibenarkan. Kalau kita percaya apa yang Abraham percaya, kita juga dibenarkan, hasilnya adalah ayat yang ke-5 tadi: Ia akan menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan melakukan mujizat di antara kamu.

Abraham bukan orang yang sempurna, tetapi waktu Abraham percaya kepada Allah, Abraham dibenarkan karena iman, demikian juga dengan kita. Kalau kita percaya kepada pemberitaan Injil bahwa kita adalah orang yang dibenarkan karena iman, maka Allah akan menganugerahkan Roh kepada kita berlimpah-limpah dan Allah melakukan mujizat di dalam hidup kita secara konstan, terus-menerus.

Roma 11:6: 6Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia. Jadi jangan mencoba meraih mujizat dengan kekuatan melakukan hukum Taurat - saya harus begini, saya harus begitu supaya mujizat terjadi - kalau halnya demikian karena perbuatan maka bukan lagi kasih karunia.

Mujizat diberikan bukan karena perbuatan, mujizat diberikan karena kita percaya kepada pemberitaan Injil, mujizat diberikan karena kasih karunia. Jangan hidup di bawah hukum Taurat, jangan andalkan kekuatan kita, jangan andalkan perbuatan kita, just believe, hanya percaya, percaya kepada pemberitaan Injil. Allah akan menganugerahkan Roh dan melakukan mujizat dalam hidup kita secara konstan, terus-menerus.