BERJALAN DALAM KUASA PENEBUSAN, DAN KUASA KEBANGKITAN

Kalau kita belajar dari kisah exodus bangsa Israel keluar dari Mesir yang memiliki arti double straits, maka Musa menggambarkan tentang bagaimana Yesus membawa umat-Nya yang ada dalam perbudakan dosa dan dalam kekuasaan iblis (Firaun), menuju kepada suatu tanah perjanjian, tanah kasih karunia dimana TUHAN memberikannya kepada mereka kota-kota yang besar dan baik, yang tidak mereka dirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak mereka isi; sumur-sumur yang tidak mereka gali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak mereka tanami, mereka boleh makan dan menjadi kenyang dan mendiami rumah yang mereka tidak bangun, minum dari sumur yang mereka tidak pernah gali dan kepada semua penyediaan TUHAN, dan bahkan perlindungan dari semua musuh mereka.

Mesir memiliki sejarah yang cukup panjang, bermula dari Mesir hilir dan Mesir hulu (3200 SM), kemudian barulah kedua wilayah Mesir ini berhasil di unifikasi oleh Firaun dari dinasty pertama yang bernama Menes. Firaun adalah sebuah metonim yang memilik arti “rumah besar”. Data sejarah menggambarkan ada dua kemungkinan Firaun yang mengejar orang Israel ke laut merah adalah Great Ramesses II (1279 SM – 1213 SM) atau anaknya; Menephthah (1213 SM-1203 SM). Penelitian pada mumi Menephthah ditemukan memiliki unsur garam yang memungkinkan tragedi kematiannya terjadi di laut merah. Keseluruhan jumlah klan Firaun ada 31 dinasti. Klan Firaun berhenti hingga masa Alexander Agung pada dinasti Agread ketika Macedonia menguasai Mesir dan kemudian kerajaan Mesir sendiri berakhir pada dinasti Ptolemeus. Di zaman dinasti Ptolemeuslah kita juga mengenal satu dari 7 Cleopatra yang sangat terkenal adalah Cleopatra Philopator (51M-30M). Ptolemeus ke XV yang bernama Caesarion yang kemudian mengakhiri daftar panjang raja-raja dan kerajaan Mesir berakhir ketika kerajaan Romawi menaklukannya. Dengan sisipan kisah kasih tak sampai Cleopatra dan Mark Antony yang bunuh diri dalam peperangan atas ambisi Octavianus dari Romawi. Demikian sekilas sejarah supaya kita mengerti bahwa Alkitab bukan dongeng langitan, tapi sejalan dengan sejarah panjang manusia di bumi, bahwa fakta sejarah keluaran bangsa Israel pada Alkitab, tercatat juga pada zaman dan sejarah dunia.

Hari ini kita akan melihat bagaimana tangan TUHAN yang kuat memimpin keluar bangsa Israel dari Mesir:

Keluaran 14: 1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian: 2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. 3 Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.

Ada 4 tempat disini:

• Pi-Hahirot: “place where sedge grows” / tempat tumbuhnya buluh (ilalang) /memilik arti mulut jurang atau mulut air. Menurut Nelson’s New Illustrated ini merupakan istilah mesir akan kediaman Hathor. Hathor sendiri dalam Encyclopedia Britannica disebut sebagai dewa wanita yang menguasai langit, atau dewa langit. Hathor adalah dewa langit yang terkait dengan feminitas, cinta, pernikahan, dan persalinan. Dewi ini sering digambarkan sebagai sapi atau pada hiasan kepala dengan tanduk sapi. Ada kultus Hathor di banyak kota di Mesir dan juga di luar negeri. Pada periode akhir (milenium ke-1 SM), wanita bercita-cita untuk berasimilasi dengan Hathor di dunia berikutnya, sebagaimana pria bercita-cita menjadi Osiris.  Orang Yunani mengidentifikasi Hathor dengan Aphrodite mereka. Pi-Hahirot terletak di ujung kanal atau terusan ke laut (kemungkinan adalah terusan Suez) maka dikenal juga Pi-Hahirot sebagai mulut air atau mulut jurang. Apa yang mewakili itu di zaman kita? Omongan mulut orang yang mematikan!

• Migdol: “tower” / menara pemantau. Migdol, atau migdal, adalah kata Ibrani (מגדּלה מגדּל, מגדּול) yang berarti menara dari ukuran atau tingginya, panggung yang ditinggikan atau mimbar, atau tempat tidur yang ditinggikan.  Secara fisik, itu bisa berarti tanah berbenteng, yaitu kota bertembok atau kastil;  atau tanah yang ditinggikan, seperti tempat tidur yang ditinggikan, atau platform, mungkin juga sebagai tempat pengintaian. Migdol adalah kata pinjaman yang dikenal dari bahasa Mesir (mktr), mekter, atau mgatir yang berarti "benteng".  Istilah yang sesuai dalam bahasa Koptik adalah meštôl.  Secara kiasan, "menara" memiliki konotasi otoritas yang membanggakan. Dalam arkeologi, migdol adalah jenis candi tertentu, contoh yang telah ditemukan misalnya di Hazor, Megiddo, Tel Haror, Pella dan Sikhem.

• Laut: “sea” / laut Tiran atau laut Merah atau laut Teberau. Istilah Ibrani: יַם־סֽוּף - YAM-SUF, arti harfiah: Lautan gelagah, lautan yg banyak terdapat tanaman gelagah. Terjemahan International Standard Version, menerjemahkan dengan "The Reed Sea", sesuai kata harafiahnya laut alang-alang namun terjadi mispelling sehingga menjadi “Red Sea”. Demikian juga terdapat terjemahan "Laut Gelagah" (BIS), "Laut Suf" (MILT), "Laut Teberau" (LAI TB, kata teberau dalam bahasa Indonesia adalah gelagah / rumput yang tinggi yang beruas-ruas atau juga disebut buluh.)

• Baal-Zefon: “lord of the north” / dewa utara / dewa petir, Baal-Zefon (Baal-zephon atau Baalzephon, lebih tepatnya Baʿal Zaphon atau Ṣaphon; adalah suatu bentuk dewa badai Kanaan. Baʿal (harafiah: "tuhan"), dalam perannya sebagai dewa Gunung Zaphon; ia diidentifikasi dalam naskah-naskah Ugarit seperti Hadad. Karena pentingnya gunung dan lokasinya, nama itu secara metonimia menandakan "utara" dalam bahasa Ibrani; oleh karena itu nama ini kadang-kadang keliru diberikan dalam terjemahan sebagai Dewa Utara (Lord of the North). Dia disamakan dengan dewa Yunani Zeus dalam bentuk Zeus Kasios dan juga disamakan dengan dewa Romawi Jupiter Casius. Karena Baʿal Zaphon dianggap sebagai pelindung dari perdagangan maritim, maka tempat-tempat suci telah dibangun untuk menghormatinya di sekitar Mediterania oleh para pengikutnya; orang Kanaan dan Fenisia. Dengan demikian, Baal-Zefon juga menjadi nama tempat, terutama di lokasi yang disebutkan dalam Kitab Suci Ibrani; Kitab Keluaran sebagai lokasi di mana orang-orang Israel secara ajaib menyeberangi Laut Merah sesudah mereka meniggalkan Mesir.

Bayangkan, mereka jauh-jauh dengan penuh sukacita dibawa keluar dari tempat perbudakan namun kenyataanya, seolah TUHAN membenturkan mereka dengan jalan buntu. Firaun kemungkinan berkata: “mau lari kemana kalian?” Sebab umat Israel terjebak diantara padang gurun Etham. Etham yang dalam bahasa Ibrani adalah Sur berarti wall atau tembok dari gurun. Gurun dengan bukit batu yang tidak mungkin dilewati oleh rombongan anak-anak, wanita dan orang tua, belum lagi segala ternak dan harta benda yang dibawa bersama mereka. Mereka dekat dengan menara Migdol (merasa dihantui diawasi, belum sepenuhnya merdeka). Diantara Pi-Hahirot; mulut jurang (diantara cercaan, hinaan dan makian orang yang seolah menjerumuskan kita kedalam jurang hidup),  ingin maju kedepan namun di depan mereka ada laut Tiran (Tiran: penguasa kejam) (Wahyu 21:1 laut berbicara tentang kematian: “…dan lautpun tidak ada lagi”, di dalam langit dan bumi baru tidak ada kematian), di tengah laut Tiran pun ada gunung Tiran dimana Baal-Zefon atau dewa utara yang dikenal sebagai dewa petir bagi bangsa Kanaan (ingat bahwa mayoritas umat adalah budak, dan mereka berada dalam kecenderungan percaya dan takut sama mitos dewa-dewa bangsa asing, bahkan kemudian mereka juga percaya terhadap allah dari lembu emas). Lihat Israel benar-benar ada di dalam posisi yang sangat sulit, dan mungkin kita pernah menghadapi situasi sulit seperti ini. Frustasi, stress, sungut-sungut, berteriak, marah: “Ikut TUHAN malah begini…!!!” Terkepung hutang, dikianati pasangan, diomongin orang, trauma pada masa lalu, di depan hanya ada bisikan iblis: “Mati aja loe, percuma ikut TUHAN, karena DIA malah bawa kamu ke situasi sulit ini, mari bunuh diri biar selesai masalahm. Come with me baby….”

Tidak cukup dengan lima masalah utama yang sementara dihadapi bangsa Israel disaat itu; padang gurun Etham, Migdol, Pi-Hahirot, Laut Merah, Baal-Zefon. Muncul lagi masalah baru, mereka kira mereka sudah merdeka, namun terjebak pada kejaran mantan yang belum bisa move on, yaitu Firaun dan pasukannya.

Keluaran 14: 5 Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" 6 Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. 7 Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. 

8 Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. 9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. 10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, 

Ayat yang ke delapan: “Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan.” tandai kalimat tangan yang dinaikkan, dan bandingkan dengan ketakutan pada ayat yang kesepuluh. Di dalam pictograf Ibrani kuno, kata ‘ketakutan’ digambarkan dengan sebuah gambar manusia dan sebuah gambar tangan yang memiliki arti tangan manusia.

Jadi tangan manusia entah seberapa lemah dia atau seberapa kuat pun dia, dia akan tetap memiliki ketakutan terhadap kegagalan dimasa depan yang terletak didepan matanya. Tapi Firman TUHAN berjanji bahwa kita akan terus berjalan dipimpin oleh tangan kasih karunia Allah yang kuat.

Keluaran 14: 11 dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

Ketika orang Israel keluar dari Mesir jumlah mereka hanya enam ratus orang laki-laki tidak termasuk anak-anak, namun banyak orang dari berbagai bangsa turut dengan mereka (Kejadian 12:37-38). Mesir sudah lama menjadi kota metropolitan hampir 3000 tahun. Sudah barang tentu jika kota besar dunia pasti menjadi pusat perdagangan yang mana banyak orang dari seluruh dunia singgah kesana. Dan ketika sepuluh tulah terjadi di Mesir tentu tidak sedikit bangsa asing yang kagum dengan perbuatan Allah Israel. Daripada tinggal di Mesir dan nanti dimusnahkan mati binasa oleh Allah Israel, maka lebih baik ikut pergi keluar bersama bangsa Israel. Tetapi karena bangsa asing yang ikut rombongan ini tidak mengenal kehendak TUHAN, maka merekalah yang bersama segerombolan pesungut dari Israel sendiri seperti dua bersaudara Dathan, Korah juga Abiram yang sering menjadi provokator umat untuk berontak melawan Musa dan Harun dan juga kepada TUHAN. Namanya juga budak jadi punya roh sungut-sungut, karena tidak tahu kehendak Allah. Ini juga kenapa dalam pernikahan, dalam mengarungi rumah tangga disebut gelap dan terang tidak dapat bersatu, karena kalau pasangan menikah tidak mengerti kehendak Allah maka melihat persoalan tidak dari persepektif Allah. Terkadang satu iman beda keyakinan doktrin gereja saja bisa jadi masalah. Satu pihak beribadah dengan gaya tepuk tangan, sementara yang lain respon tepok jidat karena dianggap yang tepuk tangan saat ibadah bak kerasukan; nyanyi lompat-lompat, dan tidak khusuk. Memang pemadangan yang tidak seimbang kalau kita tilik sorga saja bersorak sorai, sementara umatnya khusuk bagaikan lagi melayat di kerkof pekuburan belanda.

Kembali ke perkemahan orang Israel, ingat bahwa ketika kita menghadapi persoalan jangan berpikir seolah TUHAN ingin kita binasa, namun yang dilakukan TUHAN adalah untuk memusnahkan musuh kita. Kita tahu bahwa keadaan Israel yang tersesat dikepung gurun inilah yang menimbulkan gairah Firaun untuk mengejar dan mendapatkan mereka kembali, jadi sesungguhnya Firaunlah yang dicobai oleh keinginannya, jadi bukan Allah yang mencobai bangsa Israel, Allah tidak mencobai siapapun.

Yakobus 1: 13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

Contoh jelas ada pada diri Firaun, dia dicobai dengan gairahnya sendiri, jadi dosa dan melahirkan maut bagi dia. Jadi Allah tidak sama sekali mencobai bangsa ini, meskipun mereka seolah ada di lima atau di enam situasi sulit sekaligus, bahkan mereka juga dihadapkan terhadap laut yang menggambarkan kematian, namun:

Keluaran 14: 13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Jangan takut, karena kita telah diselamatkan bukan karena kekuatan tangan upaya manusia tapi ini adalah kekuatan tangan Karunia Allah. Hari ini Yesus yang dari Allah, ET-YESHU'AT YEHOVAH (YEHOVA dibaca: Adonai) yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu. Dan Dia, Yesus yang akan berperang untuk kita. The Battle is the Lord’s. Lagi-lagi pesan TUHAN apa tugas kita? Stand still, berdirilah tetap dan diam saja. Rest in Grace, dan musuhmu hari ini juga ketika kita dapat fokus melihat Keselamatan yang dari TUHAN dalam iman kepada Yesus Kristus yang begitu hebat terbit terang-Nya atasmu, maka gelap dihidupmu akan sirna, musuhmu akan sirna.

Keluaran 14: 15Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 16Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

Jangan berisik, jangan bersungut-sungut, jangan salahkan dirimu, pemimpinmu, TUHANmu atau situasimu, ayo berangkat, teruslah move on, jangan lagi ingat mantanmu dan ingin kembali kepadanya, karena hidup kita adalah tentang masa depan dan bukan masa lalu. Dan angkatlah tongkatmu, yang menggambarkan salib Kristus dan ulurkanlah ke atas laut, keatas kematian maka kita akan melihat bahwa meski hanya ada laut ada kematian, TUHAN dapat membuka jalan yang baru lewat kematian. Sebabnya orang percaya tidak lagi takut kepada kematian, karena kematian hanya bagian dari sebuah jalan keselamatan dalam Kristus, When we absence in life, we present in God. Lihat orang Israel yang tadinya mentok terhadap kematian, tapi sekarang kematian menjadi jalan baru menuju tanah perjanjian atas karunia Allah. Jadi cara terbaik TUHAN untuk menyelamatkan manusia adalah menenggelamkan manusia dalam kematian-Nya TUHAN dan membangkitkannya untuk hidup yang kekal, untuk menerima semua yang Kristus miliki. Bandingkan ketika Petrus kuatir saat badai di danau laut Tiberias, Petrus tenggelam didalam kematian atau danau laut Tiberias, tapi ketika dia fokus kepada uluran Tangan Karunia TUHAN, Petrus pun dapat berjalan diatas kematian laut Tiberias yang sering mengamuk. Jadi meski dalam kematian, TUHAN sanggup membuka jalan yang baru, lewat Anak-Nya. Maka jangan takut terhadap kematian.

Mazmur 23: 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

“Gada-Mu”, gada adalah senjata yang terbuat dari akar yang kuat, fungsinya sebagai pemukul dan tameng, ini menggambarkan tentang perjanjian kasih setia TUHAN yang abadi yang menjadi perisai, (kasih karunia atau kasih setia adalah perisai Mazmur 5:15, Mazmur 91:4), dan salib-Nya yang menjadi penghiburan bagi kita, TUHAN tidak marah lagi sama kita, karena semua amarah TUHAN karena dosa sudah terlampiaskan kepada tubuh Anak-Nya, sehingga saat ini penghiburan-Nya adalah; kita menerima bagian-Nya Kristus dan kita telah hidup dalam damai sejahtera dengan TUHAN sampai selamanya. Allah selalu memiliki mood yang bagus kepada kita, untuk memberkati kita dan menghujani kita dengan karunia-Nya.

Kita lanjutkan, kemudian TUHAN mengeraskan hati orang Mesir sehingga mereka juga ikut mengejar kedalam laut, mengejar ke dalam kematian. Tapi TUHAN Yesus tidak tinggal diam. Sebab dalam ayat tiga belas tadi sudah dijanjikan Yehosua atau Yesus, yang adalah Keselamatan yang dari TUHAN, menampakkan diri dalam Teofani Allah, yaitu tanda-tanda terindra yang mengisyaratkan kehadiran-Nya.

Kejadian 14: 19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah (Teofani Yesus), yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 

Dari sejak Kejadian 15 waktu Allah mengadakan perjanjian antara Allah dan Abraham, di ayat 17 disebutkan tentang tiang awan dan tiang api yang menggambarkan Bapa dan Yesus mengadakan perjanjian mewakili Abraham.

Kejadian 15:17 Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.

Empat ratus tahun kemudian Teofani Allah yang sama muncul atas janji Allah kepada Abraham untuk membawa keluar keturunannya yaitu bangsa Israel dari Mesir dalam wujud tiang awan dan tiang api. Tiang awan yang menggambarkan Kristus berdiri diantara orang Israel dan orang Mesir, dan Ketika Musa mengulurkan tangannya keatas laut maka terbelahlah air itu. Rabi Rashi (Slomo Yitzchaki) seorang komentator ahli kitab Talmud dan tanakh Yahudi menjelaskan bahwa laut Merah terbelah menjadi dua belas bagian, bahkan dalam Toras Shleimah 15:127 "smaller midrashim": Midrash Vayosha (Chapter 12) and Midrash Temurah (Temurah 13) dan kitab orang jujur juga mengisahkan bahwa laut itu memang terbagi sampai dua belas bagian sehingga masing-masing suku Israel dapat melewatinya tanpa berebutan masuk kedalam laut tersebut. Mereka berjalan dan kiri kanan air itu jadi tembok bagi mereka.

Kejadian 14: 24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 

Disini dikatakan: “Dan pada waktu jaga pagi”. Kita tahu bahwa tentara zaman dulu membagi tugas jaga malam mereka menjadi empat bagian; shift satu pukul 06.00 - 09.00, shift dua pukul 09.00 - 12.00. Shift tiga pukul 12.00-03.00, dan shift empat pukul 03.00 - 06.00. Tiap pergantian shift terjadi overlap tugas. Waktu jaga paling krusial adalah pergantian shift tiga dan empat, yaitu kira-kira pukul 03.00 pagi. Kita tahu juga Alkitab menceritakan laut Tiberias mengamuk disaat paling gelap yaitu pukul 03.00 pagi, dan iblis selalu bermanifestasi pada jam-jam tersebut menurut Alkitab, dan ini adalah waktu tergelap, waktu terlelah dan manusia ada dibatas akhir kemampuannya. Tapi disaat manusia lelah dan lelap mungkin tapi Gusti Ora Sare. Penjaga kita tidak pernah terlelap. Justru ada Dua Pribadi Allah yang menjaga kita disini, memandang kepada orang Mesir itu. Ini bagaikan Papa dan Mama kita yang berdiri menentang orang yang memusuhi kita: “Mau apain anak gue haaah….jangan berani sama anak kecil, sini hadapi kami orang tuanya!”. Lihat orang Mesir yang menggambarkan doubel stress mau ambil kita dari TUHAN tapi tidak bisa, Allah tidak pernah membiarkannya.

Yohanes 10: 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."

Ayatnya berkata: “seorangpun”, atau seorang The Great Firaun yang bersama enam ratus orang hebatnya pun tidak dapat merebut kita dari tangan Bapa dan Anak-Nya. Karena Allah lebih besar dari siapapun. Tuhan membuat roda keretanya orang Mesir berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." TUHAN menyuruh Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Seluruh pasukan Firaun mati, seorangpun yang mau merebut umat TUHAN dari tangan-Nya yang kuat mati binasa. Mazmur 30:5b: Sepanjang malam ada tangisan tetapi menjelang pagi terdengar sorak sorai.

Kejadian 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 

“Demikianlah pada hari itu”. Sama seperti ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, demikianlah pada hari itu juga TUHAN menyelamatkan mereka. Jadi jikalau TUHAN menjanjikan keselamatan yang kita juga amini terjadi pada hari ini ketika kita susah dan menderita dikepung oleh gurun hidup maka dihari yang sama kita melihat keselamatan atau Yehosua atau Yesus yang dari Allah, maka tidak ada lagi Migdol atau menara penjaga yang dapat memantau dan mengawasi kita sebagai mata-mata atau informan iblis karena posisi rohani kita sudah duduk ditempat rahasia, dwelling pada secret place TUHAN (Mazmur 91). Tidak ada lagi cibiran orang yang menghina keadaan kita seperti masa waktu berdiam dekat mulut jurang Pi-Hahirot. Tidak ada jalan buntu seperti di padang gurun batu Etham, kengerian terhadap dewa Baal-Zefon sebagai musuh yang kuat dari utara, karena Yesus juga sudah mati bagi kita di utara Yerusalem, dan tidak ada ketakutan terhadap masa lalu sebab masa lalu pun sudah mati dalam kematian kekal.

Itu semua karena dua tangan kuat Allah yang memegang kita, sehingga tidak ada suatu kuasa manapun yang dapat merebut kita dari TUHAN Allah kita. Penyeberangan laut Merah ini menggambarkan baptisan bagi kita di masa perjanjian baru, kematian kita terhadap dosa, terhadap perbudakan kita kepada sistem keyakinan kita yang lama dan kepada hukum taurat. Dan kita bangkit bersama-sama dengan Kristus untuk mendapat bagian yang sama seperti yang TUHAN Yesus miliki di Sorga, hidup berjalan dalam kuasa penebusan dan kuasa kebangkitan Kristus. Seburuk apa pun dan serumit apapun masalah kita bahkan seperti usaha menegakan benang basah, tapi TUHAN telah memberikan kita jalan yang baru di dalam kematian-Nya sehingga kita hidup berkemanangan, masuk ke tanah perjanjian-Nya yaitu Firman kasih karunia-Nya yang membuat kita REST untuk menikmati kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kita dirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kita isi; sumur-sumur yang tidak kita gali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kita tanami, kita boleh makan dan menjadi kenyang dan mendiami rumah yang kita tidak bangun, minum dari sumur yang kita tidak pernah gali dan kepada semua penyediaan TUHAN, dan bahkan perlindungan dari semua musuh-musuh kita, baik penyakit dan rasa takut yang menggambarkan tangan manusia, digantikan dalam penyertaan tangan TUHAN yang kuat. Terpujilah TUHAN Yesus atas kasih karunia-Nya.